Senin 06 Aug 2018 15:10 WIB

Arab Saudi Usir Duta Besar Kanada

Pengusiran dubes dilakukan setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis perempuan.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Seorang warga membawa bendera Arab Saudi (Ilustrasi).
Foto: REUTERS
Seorang warga membawa bendera Arab Saudi (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi pada Senin (6/8) memerintahkan duta besar Kanada untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 24 jam. Pengusiran tersebut dilakukan setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis hak-hak perempuan baru-baru ini.

Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengatakan, akan membekukan semua bisnis baru antara Kerajaan Saudi dan Kanada. Sekitar 10 persen impor minyak mentah Kanada berasal dari Arab Saudi.

"Setiap langkah lebih lanjut dari pihak Kanada ke arah itu akan dianggap sebagai pengakuan atas hak kami untuk ikut campur dalam urusan domestik Kanada. Kanada dan semua negara lain perlu tahu bahwa mereka tidak dapat mengklaim lebih peduli daripada kerajaan atas nasib warga Saudi," kata Kementerian Luar Negeri Saudi.

Saat ini, masih belum jelas apakah Duta Besar Kanada Dennis Horak masih berada di Arab Saudi atau tidak. Arab Saudi juga akan menarik kembali duta besarnya untuk Kanada dengan segera.

Juru bicara Menteri Luar Negeri Kanada, Marie-Pier Baril, mengatakan, Kanada sangat prihatin atas tindakan Arab Saudi.

"Kanada akan selalu membela perlindungan hak asasi manusia, sangat banyak termasuk hak-hak perempuan, dan kebebasan berekspresi di seluruh dunia. Pemerintah kami tidak akan pernah ragu untuk mempromosikan nilai-nilai ini dan percaya bahwa dialog ini sangat penting untuk diplomasi internasional," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Sikap Arab Saudi ini tampaknya bermula saat para diplomat Kanada menyerukan  untuk pembebasan aktivis hak-hak perempuan yang baru-baru ini ditahan oleh kerajaan. Mereka menyampaikan seruan itu melalui Twitter.

Di antara mereka yang baru-baru ini ditangkap adalah Samar Badawi. Saudaranya, Raif Badawi, ditangkap di Arab Saudi pada 2012 dan kemudian dijatuhi hukuman 1.000 cambukan dan 10 tahun penjara karena mengkritik ulama. Istrinya, Ensaf Haidar, sekarang tinggal di Kanada.

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengomentari tentang penangkapan itu pada Kamis lalu. “Sangat khawatir mengetahui bahwa Samar Badawi, saudara perempuan Raif Badawi, telah dipenjarakan di Arab Saudi. Kanada berdiri bersama dengan keluarga Badawi di masa sulit ini, dan kami terus dengan kuat menyerukan pembebasan Raif dan Samar Badawi," tulisnya.

Arab Saudi pada Juni mulai mengizinkan perempuan untuk mengendarai mobil di negara itu. Namun, para pendukung hak-hak perempuan ditangkap hanya beberapa pekan sebelum pelarangan itu dicabut. Hal itu menandakan bahwa hanya Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) yang akan memutuskan langkah perubahan di kerajaan itu.

Perempuan Saudi masih memerlukan izin dari wali laki-laki untuk bepergian ke luar negeri atau menikah. Perselisihan diplomatik dengan Kanada dapat menjadi bagian dari kebijakan luar negeri yang tegas yang didorong oleh MBS di bawah pimpinan Raja Salman. Jerman juga menjadi sasaran kerajaan dalam beberapa bulan terakhir atas komentar para pejabatnya tentang perang yang dipimpin Saudi di Yaman.

Masih belum jelas investasi apa yang dapat terpengaruh antara kedua negara atas perselisihan tersebut. Perdagangan bilateral antara Kanada dan Saudi mencapai 3 miliar dolar AS pada 2016. Menurut data pemerintah, nilai itu di antaranya berasal dari ekspor tank dan kendaraan tempur dari Kanada untuk Saudi.

Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir telah mengusir duta besar Iran atas serangan terhadap kedutaannya menyusul eksekusi seorang ulama Syiah terkemuka pada 2016.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement