Senin 11 Apr 2011 09:48 WIB

Liga Arab Desak PBB Berlakukan Zona Larangan Terbang di Jalur Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Liga Arab, Ahad (10/4), menyatakan organisasi pan-Arab itu akan meminta PBB mempertimbangkan permberlakuan zona larangan terbang di wilayah udara Jalur Gaza guna melindungi warga sipil dari serangan udara Israel. Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan darurat organisasi tersebut di tingkat delegasi tetap di markasnya di Kairo, ibu kota Mesir, Liga Arab menyatakan akan meminta Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan darurat guna membahas agresi Israel ke Jalur Gaza.

Tujuan permintaan tersebut ialah pencabutan pengepungan dan penerapan zona larangan terbang terhadap militer Israel untuk melindungi warga sipil. Pernyataan itu menolak kebijakan standar ganda dalam kasus Palestina, dan mendesak Dewan Keamanan PBB serta komite Kuartet Internasional memikul tanggung jawab guna menghentikan pembantaian yang berikutnya dan memberikan perlindungan internasional buat warga sipil yang tak bersenjata.

Liga Arab menyeru masyarakat internasional agar melakukan semua prosedur dan tindakan yang diperlukan guna mencegah Israel terus melakukan kejahatan perang terhadap umat manusia.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa menyatakan, setelah pertemuan tersebut, sikap dunia Arab dalam kasus Palestina tetap tegar kendati ada kejadian baru-baru ini yang merongrong sebagian negara Arab.

Pertemuan Liga Arab itu diselenggarakan atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas guna membahas serangan Israel ke Jalur Gaza. Sejak Kamis, helikopter dan artileri Israel telah membom berbagai lokasi berbeda di seluruh Jalur Gaza, dan menewaskan sebanyak 19 orang Palestina serta melukai 62 orang lagi.

Melalui Dewan Keamanan PBB, pihak Palestina mengingini "sanksi internasional atas Israel guna memaksa negara Yahudi tersebut menghentikan" peningkatan ketegangan di Jalur Gaza dan aksi teror di Tepi Barat Sungai Jordan, kata Saleh Ra'fat, anggota Komite Pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Ahad.

Aksi kekerasan di Jalur Gaza berawal ketika HAMAS --yang menguasai wilayah itu-- menembakkan satu roket ke satu bus sekolah Israel, sehingga membuat seorang siswa yang berusia 16 tahun luka serius. HAMAS belakangan menyatakan Gerakan Perlawanan Islam tersebut tak tahu bus itu membawa pelajar.

Ahmad Bahar, seorang pejabat HAMAS, Ahad, mengatakan gerakannya berharap Liga Arab akan mengambil keputusan praktis dalam menghentikan serangan Israel dan mendukung rakyat Palestina. Ia juga menyerukan pencabutan pengepungan oleh Israel yang diberlakukan atas Jalur Gaza ketika HAMAS merebut kekuasaan di sana pada 2007.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement