Selasa 31 May 2011 19:00 WIB

Revolusi Mesir Menyisakan Masalah Klasik, Pengangguran!

Red: cr01
Seorang lelaki Mesir tengah membaca koran di salah satu sudut Pasar Khan Khalili yang tampak lengang.
Foto: AP
Seorang lelaki Mesir tengah membaca koran di salah satu sudut Pasar Khan Khalili yang tampak lengang.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Pemberontakan populer yang berakhir dengan tumbangnya 30 kekuasaan Presiden Mesir Hosni Mubarak sedikit berdampak pada kaum muda yang memutuskan untuk bermigrasi. Hal ini diungkapkan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Senin (30/5).

"Walaupun ketidakamanan dan ketegangan sektarian menghantui negara usai penggulingan Mubarak, namun sebagian besar responden memutuskan untuk meninggalkan Mesir jauh hari sebelum protes anti-rezim dimulai pada bulan Januari," kata IOM.

Menurut IOM, gejolak terbaru dan ketidakpastian yang melanda Mesir tidak terlalu berdampak signifikan terhadap keputusan pemuda Mesir untuk bermigrasi. IOM melakukan survei terhadap 750 pemuda Mesir yang ingin meninggalkan negaranya. "Empat puluh empat persen responden menyatakan telah memutuskan untuk pergi sebelum Revolusi 25 Januari," kata IOM.

"Hanya 15 persen responden yang setuju bahwa situasi saat ini membuat mereka ingin bermigrasi. Sedangkan 41 persen menegaskan bahwa peristiwa yang terjadi saat ini hanya sedikit memengaruhi keputusan mereka."

Tetap saja, yang menjadi perhatian terbesar kaum muda Mesir adalah masalah pekerjaan. Pemuda Mesir, laki-laki atau perempuan, hanya memikirkan pekerjaan—baik di Mesir ataupun di luar negeri. Kata IOM, dua pertiga dari responden yang bekerja sebelum 25 Januari, kini kehilangan pekerjaan atau menghadapi pengurangan gaji dan jam kerja.

Konflik di Libya juga telah memaksa puluhan ribu ekspatriat Mesir pulang kampung dan kini mungkin mencari pekerjaan di Mesir. "Kerugian akibat pengiriman uang dan penutupan Libya—salah satu negara tujuan utama pekerja migran Mesir—menjadi tantangan besar Mesir ketika negara ini memasuki masa transisi kritis," jelas Pasquale Lupoli, Perwakilan IOM untuk Kawasan Timur Tengah.

Berdasarkan data IOM, negara-negara Arab tetap menjadi tujuan favorit migrasi kaum muda Mesir, terutama Arab Saudi (26 persen), Uni Emirat Arab (23 persen) dan Kuwait (11 persen), diikuti oleh Amerika Serikat (12 persen) dan Italia (5 persen).

Sedangkan pemerintah memperkirakan jumlah migran Mesir di luar negeri sekitar 2,7 juta. Menurut Bank Dunia, pada 2010 pekerja Mesir di luar negeri telah mengirim uang sebesar 7,7 dolar AS kepada keluarga mereka di Mesir.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement