Senin 06 Jun 2011 10:52 WIB

Polling: Warga Mesir Optimis Namun Khawatir Soal Pekerjaan

Red: cr01
Usai revolusi, beragam masalah menanti.
Foto: Reuters
Usai revolusi, beragam masalah menanti.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Warga Mesir nampaknya lebih optimis dengan keseluruhan arah kebijakan negara sejak mantan Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri. Namun mereka juga semakin khawatir dengan kondisi ekonomi dan kejahatan. Demikian hasil dua jajak pendapat terbaru yang dirilis pada Ahad (5/6) kemarin.

 

Salah satu jajak pendapat dilakukan oleh Gallup pada akhir Maret dan awal April, lainnya dilakukan pada pertengahan April oleh International Republik Institute (IRI). Berdasarkan dua jajak pendapat ini, ditemukan hasil yang hampir sama.

Polling IRI menemukan sebanyak 89 persen warga Mesir mengatakan negara mereka bergerak ke arah yang benar. Sementara jajak pendapat Gallup menemukan adanya peningkatan kepercayaan publik dan 83 persen mendukung demonstran yang menggulingkan Mubarak.

Namun sebagian besar warga Mesir mengatakan situasi ekonomi makin parah, dan hampir setengahnya mengaku kesulitan memberi makan keluarga mereka dan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok dasar.

 

Revolusi memang memunculkan harapan tinggi di kalangan warga Mesir. Hampir 90 persen mengatakan kepada Gallup bahwa pemilihan parlemen mendatang akan berjalan "adil dan jujur", di mana sebelumnya proses pemilihan selalu dicurangi selama beberapa dekade. Sedangkan 79 persen mengatakan media sekarang dapat melaporkan segala sesuatu dengan bebas.

Warga Mesir juga menyambut gembira pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada September mendatang. Kedua jajak pendapat menemukan, lebih dari 90 persen warga berencana untuk memilih.

Jajak pendapat IRI menanyakan kepada responden siapa yang akan mereka pilih dalam pemilihan parlemen. Hasilnya, 65 persen mengatakan tidak tahu. Jawaban paling populer kedua adalah "independen". Hanya 14 persen yang mengatakan akan mendukung partai yang didirikan pada pemilu mendatang.

Sejak Januari lalu, perekonomian Mesir telah terjun bebas. Para pejabat Mesir berharap ekonomi akan tumbuh sebesar 1 persen tahun ini, dibandingkan dengan lebih dari 5 persen pada 2010. Pendapatan pariwisata—sumber terbesar kedua pendapatan Mesir—turun hampir 50 persen. Sebagian besar pabrik lumpuh akibat pemogokan yang masih berlangsung, dan ekspor menurun tajam.

Berdasarkan latar belakang ini, 53 persen warga Mesir mengatakan kepada Gallup bahwa kondisi ekonomi semakin memburuk. Dibandingkan dengan 25 persen yang menyatakan hal serupa pada 2010. Dan 81 persen mengaku inilah "waktu yang buruk untuk mencari pekerjaan".

Jajak pendapat IRI menemukan hasil yang bahkan lebih pesimistik; 49 persen menggambarkan situasi ekonomi Mesir "sangat buruk", dan 32 persen "agak buruk". Dan 41 persen responden mengaku kesulitan "untuk makan dan menghidupi dan keluarga".

Ekonomi yang stagnan, ditambah dengan ketiadaan polisi di jalan-jalan, membuat kejahatan semakin meningkat. Sebanyak 39 persen warga Mesir mengatakan kepada Gallup bahwa mereka merasa tidak aman berjalan sendirian di malam hari. Dan dalam jajak pendapat IRI, kejahatan menduduki peringkat terbesar kedua dalam masalah yang dihadapi negara.

sumber : Al-Jazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement