Senin 12 Sep 2011 17:51 WIB

Cerita di Balik 9/11: Taliban Pernah Tawarkan Pengadilan bagi Bin Ladin Sebelum Serangan, Tapi AS Cuek

Almarhum Usamah bin Ladin
Almarhum Usamah bin Ladin

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Pemerintah Taliban di Afghanistan ternyata pernah menawarkan pengadilan bagi Usamah bin ladin jauh sebelum Serangan 11 September 2001. Namun, seperti dikatakan ajudan senior pimpinan Taliban, Mullah Omar, Amerika Serikat tampak tak tertarik.

Wakil Ahmad Muttawakil, menlu Taliban terakhir, menyatakan pada Al Jazeera dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa pemerintahnya membuat beberapa proposal pada pemerintah AS untuk menghadirkan pimpinan Alqaidah itu, atas apa yang disebut sebagai 'selalu menarget fasilitas milik AS sejak 1990'.

"Bahkan sebelum serangan 11 September, emirat islam kami sudah mengirim beberapa proposal terkait isu Usamah. Salah satunya membuat pengadilan bagi Usamah di bawah supervisi Organisasi Konferensi Islam," kata Muttawakil.

Namun bukannya ditanggapi, AS malah bersikap dingin. "AS tampak tak tertarik. Mereka terus menuntut kita menyerahkan dia, tetapi kami tidak memiliki hubungan dengan AS, tidak ada kesepakatan apapun. Mereka tidak mengakui pemerintahan kami," katanya.

AS memang tak pernah mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan dan tidak memiliki hubungan diplomatik sejak rezim ini memerintah Afghanistan antara tahun 1996 hingga 2001.

Bagaimana proposal itu disampaikan? Menurutnya, proposal itu oleh Taliban diteruskan ke AS melalui saluran langsung seperti kedutaan besar AS di Pakistan atau kantor informal Taliban  untuk PBB di New York.

Namun, cerita menjadi lain setelah serangan 11 September. Usamah bin Ladin dan Alqaidah disebut-sebut sebagai dalang serangan yang meruntuhkan dua menara kembar WTC dan menewaskan 3.000 orang lebih. Alasan itu pula yang digunakan AS untuk menyerang Afghanistan, dengan alasan negara ini menyembunyikan sang pimpinan Alqaidah itu.

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement