REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memberikan bantuan dana sebesar 10 juta dolar AS buat kegiatan Unesco. Bantuan ini diberikan sebagai bentuk kongkret dukungan Indonesia setelah Palestina disetujui sebagai anggota Unesco.
''Unesco sekarang mengalami kesulitan dana setelah menyetujui Palestina masuk sebagai anggota. Untuk itu, Indonesia melalui bapak M Nuh sudah menyampaikan niatnya untuk membantu dana 10 juta dolar AS buat kegiatan Unesco di Indonesia,'' kata Arief Rachman, ketua harian Komisi Nasional Indonesia untuk Unesco dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam diskusi di Jakarta, Selasa (29/11).
Arief mengungkapkan keputusan masuknya Palestina sebagai anggota Unesco berlangsung cukup alot. Persetujuan ini dilakukan pada General Conference ke-36 di Paris belum lama ini. Dari hasil voting secara terbuka, Arief menyebutkan, terdapat 114 negara yang menyetujui, 40 abstain dan hanya 14 negara yang menolak.
Di antara negara yang menyampaikan sikap setujunya adalah Prancis dan Belgia. ''Ini sungguh mengejutkan bagi kita semua,'' ujar Arief.
Sementara itu dengan diakuinya Palestina ke dalam Unesco, menurut Arief, merupakan sebuah langkah maju buat pengakuan kedaulatan sebagai bangsa merdeka. Ia menyebut, usaha memasukkan Palestina ke Unesco ini sudah sejak 1989 diusulkan.
Arief juga tidak merasa khawatir keputusan Unesco memasukkan Palestina ini akan bisa ditinjau ulang. Ia yakin sulit bagi pihak-pihak yang menolak, termasuk Amerika, untuk menganulir keputusan ini. ''Karena harus disetujui terlebih dahulu melalui general conference yang akan dilakukan dua tahun lagi. Saya yakin ini akan sulit (menolak),'' katanya