REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – “Sekiranya warga Palestina bisa melihat langsung antusiasme masyarakat Semarang dalam mendukung perjuangan mereka, niscaya mereka akan menangis bahagia”.
Demikian diucapkan pejuang Palestina Abu Salamah Aziz Mar’ie (39 tahun) di depan sekitar dua ribu pengunjung Konser Amal dari Indonesia untuk Palestina dan Dunia yang berlangsung Ahad (4/12) di Krakatau ballroom Hotel Horison, Semarang.
Secara terbuka Salamah menyatakan terimakasih yang dalam atas dukungan warga Indonesia, khususnya Semarang selama ini. “Itu membakar semangat kami dan tentu itu artinya kemarahan bagi Israel,“kata dia dengan mata berkaca-kaca.
Warga Tepi Barat Palestina yang pernah merasakan penjara Israel selama 20 tahun ini datang secara khusus ke Semarang untuk memberikan testimoninya dalam rangkaian roadshow Solidaritas Palestina Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) di tujuh kota besar Indonesia.
Salamah menyatakan saat ini masih ada 6000 warga Palestina yang ditahan Israel. Sebagian besar pemuda dan remaja. Saat ini yang sedang menjadi agenda utama perjuangan adalah membebaskan sebanyak mungkin tahanan.
“Bulan Oktober lalu kami melakukan pertukaran tahanan dengan
Israel. Sebanyak 450 warga kami telah bebas, gelombang berikutnya dua bulan kemudian, total mencapai 1027 orang. Alhamdulillah ini karunia Allah,” jelas Salamah yang memberikan testimoni dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan oleh Ketua KNRP Pusat, Muqodam.
Selanjutnya pria yang sebelumnya divonis 140 tahun penjara oleh Israel ini menyampaikan, perjuangan untuk mendapatkan kedaulatan masih menjadi menu keseharian rakyat Palestina.
“Kemerdekaan Palestina akan kami perjuangkan terus tanpa lelah, agar kaum muslimin di sini nantinya bisa ikut sholat di masjid Al Aqsa bersama kami,” ucapnya disambut riuh takbir pengunjung yang hadir.
Sebagai ungkapan terimakasih, dirinya memberikan kafiyeh kepada Walikota Semarang, Soemarmo. Kafiyeh adalah sorban yang sering dikenakan warga Palestina.