REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH- Presiden Pemerintah Otonomi Palestina Mahmoud Abbas, Senin (5/12), mengumumkan Palestina siap mengajukan visinya mengenai semua masalah status permanen guna mengakhiri konflik dengan Israel.
"Pihak Palestina siap mengajukan semua visi dan posisi jelasnya mengenai masalah pengungsi, Jerusalem, permukiman, perbatasan, keamanan dan air dalam setiap pembicaraan status akhir dengan Israel," kata Abbas setelah pertemuan di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, dengan utusan AS Jeffry Feltman.
"Komitmen pemerintah Israel untuk melaksanakan kewajibannya akan menjamin dilanjutkannya perundingan antara kedua pihak," kata Abbas --yang menegaskan Palestina berpegang pada perdamaian dan pembicaraan.
Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina telah macet sejak Oktober tahun lalu, setelah Israel menolak untuk menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
"Kegiatan permukiman harus berhenti, termasuk di Jerusalem Timur. Israel harus menerima baik visi penyelesaian dua-negara yang berlandaskan perbatasan 1967. Israel harus mematuhi komitmen ini pada tahap pertama peta jalan," kata Abbas.
Sementara itu, ia menekankan Palestina takkan berhenti memohon status anggota penuh PBB bagi negara Palestina, yang didirikan di wilayah yang diduduki Israel pada 1967, dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Abbas juga meminta bantuan Amerika Serikat untuk membebaskan semua tahanan Palestina di penjara Israel, terutama mereka yang ditangkap sebelum Palestina menandatangani kesepakatan perdamaian Oslo dengan Israel pada 1993.