REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Ketika seluruh penghuni Internet berang, Parlemen AS akhirnya mau mendengar. Dukungan baik dari Kongres maupun Senat, Jumat (20/1) terhadap paket RUU anti-pembajakan satu persatu rontok. Kepastian RUU tersebut limbung dan diragukan masa depannya.
Senat telah menjadwalkan melakukan voting pekan depan terhadap satu Protect Intelectual Property Act (PIPA)--draf yang awalnya mendapat dukungan dari dua partai atau bipartisan. Namun pada Jumat, Pemimpin Mayoritas Senat, Harry Reid, dari Partai Demokrat menyatakan ia akan menunda voting sebagai respon dari 'kejadian akhir-akhir ini'.
Setali tiga uang, Dewan Perwakilan atau Kongres juga menahan versi RUU mereka, Stop Online Piracy Act (SOPA). Keseluruhan, Kongres akan menunda mempertimbangkan pengesahan dua paket RUU itu hingga mendapat solusi kesepakatan lebih luas. Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Komite Hukum, Lamar Smith, dalam pernyaataan tertulisnya.
Sikap itu diambil setelah beberapa anggota Senat dan Kongres beralih posisi terhadap RUU begitu menyadari protes luas baik secara online maupun offline dari konstituennya.
Para perusahaan teknologi yang mayoritas menentang RUU, memobilisasi pengguna mereka pekan ini untuk mengontak perwakilan mereka di Kongres dan menyuarakan penolakan. Situs-situs beken, Wikipedia, Reddit, Wired meluncurkan protes dengan 'blackout' pada 18 Januari lalu.
Sementara pengunjuk rasa non-online turun ke jalan-jalan di Kota New York, San Fansisco, Seattle dan Washington D.C. Tak ketinggalan raksasa Google, lewat GOOG, Fortune 500, mengumpulkan lebih dari 7 juta tanda tengan untuk petisi anti SOPA dan PIPA lewat tautannya di laman yang menuai pengunjung tinggi.
Laju RUU itu pun kian mengendur setelah protes diluncurkan. Kedua RUU kehilangan satu-persatu pendukungnyaa.
"Saya telah mendengar dari para penentang dan saya menanggapi serius keprihatinan mereka," ujar Smith, Jumat, lewat pernyataan resminya. "Sangat gamblang kita membutuhkan pendekatan baru bagaimana cara terbaik mengatasi pencurian dari asing," imbuhnya.
PIPA dan SOPA bertujuan mematahkan pelanggaran hak cipta dengan mematikan situd yang menaungi atau memfasilitasi penjualan konten pembajakan. (Klik di sini untuk mendapat penjelasan dalam Bahasa Inggris di Wikipedia apa itu SOPA dan mengapa UU ini mendapat reaksi keras)
Mendapat beking dari perusahaan media, RUU itu awalnya terlihat bakal berjalan mulus hingga pengesahan. PIPA ketika diusulkan pertama kali pada Mei mendapat suara bulat dari Senat.
Namun ketika Parlemen juga membuat versinya, SOPA, perusahaan teknologi dan internet mulai sadar risiko besar dibalik itu. Mereka pun melakuka lobi-lobi luar biasa gencar dengan titik kulminasi berupa demonstrasi massa pada pekan ini.
Tapi kisah belum usai. Reid menggarisbawahi bahwa PIPA belum mati. "Tidak ada lasalan bahwa isu legitimasi yang dimunculkan dalam RUU ini tak bisa diselesaikan."
Reid hinted that PIPA may not be dead yet, saying: "There is no reason that the legitimate issues raised by many about this bill cannot be resolved.