Ahad 29 Jan 2012 22:59 WIB

Seni Grafiti Marak Usai Revolusi

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Warga Mesir melintas di depan sebuah dinding yang dihiasi grafiti yang menggambarkan tank militer karya Gazneer alias Mohamed Fahmy.
Foto: AP
Warga Mesir melintas di depan sebuah dinding yang dihiasi grafiti yang menggambarkan tank militer karya Gazneer alias Mohamed Fahmy.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Setahun setelah Husni Mubarak lengser dari kekuasaannya, ada yang berbeda di jalan-jalan dan dinding-dinding di Kota Kairo. Jalanan dan dinding tersebut dihiasi grafiti-grafiti baik pro demokrasi dan juga pro Mubarak.

Awal bulan ini misalnya, pendukung anti militer membuat grafiti Guy Fawkes, wajah menyeringai dari tokoh V for Vendetta.

Selama rezim Mubarak, Mesir memang nyaris tidak memiliki grafiti di dinding-dinding kotanya. Tetapi, ketika terjadi pemberontakan melawan kekuasaan Mubarak tahun lalu, pusat kota Mesir serasa dijejali ledakan seni.

Kontrol dari jalanan ini, ternyata sangat penting bagi ribuan orang Mesir untuk menggulingkan pemimpin otoriter negara itu. Perjuangan lewat grafiti menggambarkan tujuan revolusi dan mengejek rezim Mubarak.

Para seniman grafiti itu terus bekerja, baik menggunakan dinding, bangunan, jembatan dan trotoar sebagai kanvas untuk mengecam para jenderal yang mengambil kekuasaan setelah Mubarak lengser. Mereka menuntut revolusi yang sebenar-benarnya. Namun, grafiti anti militer itu memiliki masa yang singkat sebelum dengan cepat dicat kembali atau disemprot tinta hitam.

Sementara seniman grafiti "Batalyon Badar" dapat bertahan cukup lama. Mohamed Fahmy—dikenal dengan nama samaran Gazneer—membuatnya pada Mei di bawah jembatan. Grafiti itu menggambarkan secara simbolis kaum pemuda revolusioner yang peduli terhadap bangsanya dengan melawan militer. Para pemimpin militer negara itu digambarkan sebagai ular besar dengan mayat berdarah yang keluar dari mulutnya.

Kini, grafiti Mesir telah berubah menjadi ekspresi artistik yang mungkin paling subur setelah pemberontakan Mesir. Wajah demonstran yang terbunuh atau ditangkap akan terlihat di jalan-jalan. Wajah Khaled Said, seorang pemuda yang tewas di tangan polisi pada 2010 bahkan muncul sebentar pada dinding Kementerian Dalam Negeri yang merupakan markas keamanan menakutkan saat rezim Mubarak.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement