Selasa 21 Aug 2012 00:32 WIB

NATO: Pasukan Keamanan Afganistan Terlalu Kuat untuk Taliban

Truk Nato dibakar  di Afghanistan
Foto: Parwiz/Reuters
Truk Nato dibakar di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Berakhirnya tugas sebagian besar pasukan Amerika Serikat dan NATO pada akhir 2014, memicu perkiraan suram akan terulangnya perang saudara di Afganistan. Namun, perwakilan tinggi warga NATO, Simon Gass, menolak perkiraan itu, dengan alasan bahwa pasukan keamanan Afganistan terlalu kuat untuk Taliban.

"Saya pikir itu tidak akan terjadi. Salah satu alasan itu tidak akan terjadi ialah negara tetangga Afganistan menyadari sejumlah besar masalah, yang akan mereka hadapi jika Afghanistan kembali jatuh dalam peperangan dan kekacauan," kata Gass kepada AFP dan Fox News dalam wawancara di Kabul.

Perang saudara di Afganistan akan menghasilkan aliran besar pengungsi keluar dari Afghanistan. "Saya pikir tidak ada tetangga Afganistan yang menyambut keguncangan di wilayah ini, yang nantinya akan dipicu naskah semacam itu (banyaknya arus pengungsi)," katanya.

Ia menyatakan pemimpin Afganistan dari semua bagian negara itu tidak ingin terulangnya kekerasan dan pertumpahan darah pada 1990-an. "Tahun gelap di 1992 dan 1993, ketika perang saudara berkecamuk dan peluru berjatuhan di Kabul, tak seorang pun ingin kembali ke masa itu," katanya.

Meski ia mengakui Taliban kerap melancarkan serangan, namun ia menyatakan Taliban tak akan mampu mengalahkan pasukan pemerintah Afganistan dalam bentrok langsung. "Saya tidak tahu siapa berpikir Taliban memiliki kekuatan tentara untuk mengalahkan pasukan keamanan Afghanistan," kata Gass, diplomat Inggris dan mantan duta besar untuk Iran.

Tapi, ia mengakui bahwa pejuang Haqqani, yang melancarkan serangan di Afghanistan timur dari perlindungan di wilayah Pakistan, tetap menjadi ancaman berbahaya, yang memerlukan bantuan Pakistan untuk melawannya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement