REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Semua pantai di Amerika Serikat sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti naiknya permukaan air laut, gempuran erosi, serta banjir.
Laporan dari Coastal Impacts, Adaptation, and Vulnerabilities mengatakan daerah yang paling terpengaruh adalah daerah dataran rendah. Meningkatkan pembangunan di pantai AS sepanjang Teluk Meksiko, Mid-Atlantik, Alaska utara, Hawaii dan wilayah kepulauan, menyumbang kemungkinan cuaca ekstrem menyerang Negeri Paman Sam tersebut.
Dan resiko keuangan yang berkaitan dengan asuransi swasta serta resiko masyarakat diperkirakan meningkat drastis.
Laporan itu, yang disusun oleh para ahli dan ilmuwan terkemuka, menekankan perlunya peningkatan koordinasi serta perencanaan guna memastikan masyarakat pantai AS tahan terhadap dampak perubahan iklim.
"Peningkatan kekuatan peristiwa cuaca ekstrem seperti badai Sandy dan Katrina, ditambah dengan naiknya permukaan air laut, serta dampak peningkatan pembangunan oleh manusia di sepanjang pantai, dapat mempengaruhi daya tahan banyak masyarakat panti serta sumber daya alam," kata Virginia Burkett --dari US Geological Survey dan penulis bersama laporan tersebut, seperti disadur dari Xinhua-OANA.
Topan memicu banjir dan naiknya permukaan air laut. Hal itu menjadi ancaman besar bagi prasarana negara serta swasta yang menyediakan energi, pengolahan limbah, air bersih serta transportasi manusia dan barang.
Semua faktor itu meningkatkan ancaman terhadap kesehatan masyarakat, keselamatan dan lapangan kerja di daerah pantai.
Sepanjang 2012, AS mengalami sebelas bencana cuaca yang masing-masing mengakibatkan kerugian satu miliar dolar AS dalam bentuk kerusakan dan lain-lain.
Di antara penyebab bencana itu adalah Badai Katrina dan Isaac serta tornado maut di Great Plains, Teksas dan Lembah Ohio.
Para ilmuwan memperingatkan kondisi semacam itu hanyalah permulaan dari apa yang akan datang akibat perubahan iklim dan menyarankan aksi perubahan cepat guna membatasi dampak tersebut.