Senin 08 Apr 2013 19:52 WIB
Mengenang Margaret Thatcher

Kisah Hidup Margaret Thatcher ke Layar Lebar

Rep: M Akbar/ Red: Heri Ruslan
 Margaret Thatcher pada tahun 1980
Foto: AP
Margaret Thatcher pada tahun 1980

REPUBLIKA.CO.ID, Ikon perempuan Inggris kembali lagi digarap ke layar lebar. Kali ini yang menjadi sosok utamanya adalah mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher. Perempuan berjuluk Iron Lady itu bakal digambarkan sepak terjangnya menjelang Inggris melakukan perang Malvinas melawan Argentina pada 1982.

Rencana pembuatan film berbentuk drama-dokumenter ini sudah diyakinkan oleh Pathe sebuah perusahaan produksi film milik Prancis -- dengan BBC Film. Namun, hingga kini belum ada kepastian berapa biaya yang bakal dihabiskan untuk pembuatan film ini.

Untuk produser film ini adalah Damian Jones. Dia adalah seorang produser independen yang pernah menggarap film Welcome to Sarajevo. Film ini, kata Jones, diharapkan akan dapat memberikan perspektif lain tentang Thatcher. ''Tujuan utama dari film ini nantinya akan membuka pikiran serta gambaran lebih mendalamn dari Margaret Thatcher,'' demikian pernyataan resmi dari pihak Pathe seperti dilansir situs BBC edisi Selasa (20/3).

Penulisan naskah film ini digarap oleh Brian Fillis. Fillis ditugasi mengonsep secara orisinil bersama dengan Jones. Sedangkan untuk sosok yang bakal menjadi sutradara, sejauh ini belum ada satu pun calon. Pihak Pathe, menilai masih terlalu dini. Soalnya saat ini pihaknya masih melakukan tahapan kajian dan pengembangan terhadap persoalan yang mengemuka tentang Margaret Thatcher maupun seputar perang Malvinas.

Sementara itu seperti disampaikan Jones, film ini akan memperlihatkan bagaimana kemenangan pada perang Malvinas atau dalam sebutan orang Inggris perang Flaklands menjadi penyelamat karier politik sang Iron Lady.

''Periodesasi selama 17 hari itu menjadi sangat relevan, karena itulah durasi dari tentara Inggris menjejakkan kakinya di Flaklands,'' katanya. ''Dan sepanjang periode itu pula Thatcher telah melakukan konfrontasi dengan ketakutan dirinya sendiri dan menjungkalkan keraguan banyak pihak yang akhirnya membuat karier dia menjadi sangat penting di Inggris.''

Dalam perang Malvinas itu setidaknya Inggris telah mengerahkan sekitar 15 ribu gugus tugas, termasuk di antaranya kekuatan pendaratan yang terdiri dari 7.000 marinir kerajaan dan tentara. Namun, Inggris baru dapat menaklukkan kekuatan Argentina pada 14 Juni 1982 setelah berjuang sekitar tiga pekan menggelar operasi amfibi dan operasi darat di Pulau Flaklands bagian timur.

Periode penting

Iain Dale, seorang penulis dari Baroness Thatcher, melukiskan perang Malvinas itu menjadi sebuah periode penting sepanjang 11 tahun Margaret Thatcher berkuasa di Downing Street. ''Masa itu merupakan sebuah waktu yang sangat emosional bagi Margaret Thatcher,'' kata Dale. ''Jadi saya pikir di sana akan banyak hadir efek-efek dramatis yang tentunya bisa digarap oleh para pembuat film.''

Dale juga mengatakan, kemenangan yang diraih Thatcher dari perang Malvinas itu ternyata telah menjaminnya untuk kembali terpilih pada pemilihan perdana menteri Inggris berikutnya. ''Saat itu memang merupakan sebuah waktu yang sangat penting dalam sepanjang sejarah pemerintahan Thatcher, karena setelah itu hampir tak ada satu pun kata-katanya yang dapat disangkal lagi,'' ujarnya.

Sementara itu hal terpenting yang perlu dilakukan untuk menjadi pemeran sosok Thatcher adalah cara dia berbicara. ''Cara dia berbicara kepada parlemen dan saat berbicara secara pribadi sungguh berbeda,'' kata Steve Nallon, orang yang pernah memerankan sosok Thatcher pada program TV satirenya, Spitting Image.

Menurut Nallon, tidak mudah mengetahui lebih mendalam bagaimana Thatcher berbicara pada saat di wilayah privasi. ''Karena pada saat itu tak ada kamera yang merekamnya.''

Ikon perempuan Inggris yang diangkat ke layar lebar bukanlah kali pertama di pentas film dunia. Tahun lalu The Queen justru berhasil mengantarkan Helen Mirren meraih Piala Oscar sebagai aktris terbaik. The Queen merupakan film yang menceritakan sosok dari Ratu Elizabeth II.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement