Jumat 31 May 2013 18:30 WIB

Kemlu: Filipina-Cina Perlu Utamakan Dialog

Kapal Penjaga Pantai Filipina yang tengah berpatroli
Foto: Al Jazeera
Kapal Penjaga Pantai Filipina yang tengah berpatroli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Filipina dan Cina perlu menahan diri, serta mengutamakan dialog dan perundingan damai untuk menyelesaikan setiap insiden di perairan sengketa Laut Cina Selatan, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Michael Tene.

"Negara yang terlibat dalam perkembangan terakhir ini agar menghindari jalan kekerasan dan mengedepankan dialog, diplomasi dan negoisasi damai," katanya di New York, Amerika Serikat, ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat (31/5).

Tene menambahkan, hal itu juga menyangkut sikap kooperatif antarnegara yang sangat berpengaruh demi kemajuan pembahasan Kode Tata Berperilaku (Code of Conduct/CoC) Laut Cina Selatan.

Pembahasan mengenai CoC, yang sebenarnya merupakan gagasan lama dan termasuk bagian dari Deklarasi Tata Berperilaku (DoC) pada 2003, mencuat saat kunjungan Menlu Cina Wang Yi ke Indonesia beberapa pekan lalu.

Cina, saat itu, menyatakan komitmennya untuk selalu menjaga stabilitas di kawasan dan mengedepankan dialog dalam penyelesaian sengketa.

Menurut Tene, isu persengkataan di perairan yang dianggap kaya potensi ekonomi ini, jangan selalu disikapi dengan perselisihan antarnegara karena dikhawatirkan malah berujung pada konflik terbuka.

Sebaliknya, jika isu perairan ini dikelola dengan baik, masing-masing negara dapat menikmati keuntungan ekonomi karena stabilitas regional yang terjaga.

Segala perkembangan terakhir yang kembali mencuatkan ketegangan, ujar Tene, menegaskan kembali pentingnya kemajuan pembahasan CoC.

Namun, lanjut Tene, masalah klaim wilayah perbatasan, nanti diselesaikan oleh masing-masing negara, dengan peran CoC yang menjaga kondusifnya hubungan dan memulihkan kepercayaan antarbangsa .

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement