Kamis 18 Jul 2013 10:37 WIB

Pemimpin Taliban Nyatakan Terkejut Anggotanya Tembak Malala

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Malala Yousufzai di sampul Majalah Time
Foto: TIME.COM
Malala Yousufzai di sampul Majalah Time

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang pemimpin Taliban Pakistan mengirim surat ke Malala Yousafzai, 16 tahun, yang mengungkapkan rasa terkejut gadis tersebut ditembak oleh orang bersenjata Taliban tahun lalu.

Malala ditembak Taliban karena mempromosikan pendidikan bagi anak-anak Pakistan. Taliban dikutuk oleh warga dunia setelah menembak Malala di kepala.

Dalam suratnya kepada Malala, Adnan Rasheed berharap serangan tersebut tidak pernah terjadi. Dia juga mengklaim penembakan itu tidak menanggapi kampanye Malala untuk pendidikan anak perempuan.

Namun, hal itu dilakukan karena Malala dinilai melakukan kampanye kotor anti-Taliban. Malala yang diusulkan untuk Hadiah Nobel Perdamaian, dihargai dunia dengan membawa masalah pendidikan menjadi perhatian global.

Berbicara di markas PBB di New York Jumat lalu, dia mengatakan buku dan pena menakuti ekstrimis. Dia juga mendesak pendidikan untuk semua termasuk untuk putra dan putri dari Taliban dan semua teroris.

Surat tersebut ditulis Rasheed dalam kapasitas pribadi. Dia mengatakan dia merasa emosi sebagai saudara terhadap Malala karena mereka berasal dari suku Yousafzai yang sama. Namun, dia menolak untuk mengutuk serangan itu. Dia mengatakan keputusan apakah itu benar atau tidak, harus diserahkan kepada Allah.

Rasheed mengatakan dia pertama kali mendengar karya Malala ketika berada di penjara. Dia menggambarkan serangan itu sebagai kecelakaan. Menurutnya, pemimpin Taliban tidak melawan pendidikan untuk anak laki-laki maupun perempuan. Dia mengklaim Malala menjadi sasaran karena memfitnah upaya Taliban untuk mendirikan sistem Islam.

Di akhir suratnya, Rasheed meminta Malala kembali ke rumah, mengadopsi budaya Islam dan Pastun serta bergabung dengan madrasah Islam perempuan. Dia juga mengungkapkan terdapat konspirasi elite yang ingin memperbudak seluruh umat manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement