REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekitar satu juta anak meninggalkan Suriah, yang porakporanda akibat perang, sementara dua juta anak terlantar di dalam perbatasan negara mereka akibat konflik itu, kata PBB, Jumat (23/8).

"Selain satu juta anak-anak yang mengungsi, lebih banyak lagi dipaksa meninggalkan rumah mereka, bahkan mungkin dari satu keluarga, menghadapi ketakutan yang kami mulai pahami," kata kepala badan PBB Urusan anak-anak, UNICEF, Anthony Lake, dalam satu pernyataan.

Anak-anak merupakan separuh dari seluruh pengungsi akibat konflik lebih dari dua tahun di Suriah, kata data PBB.

Sebagian besar pengungsi Suriah mengungsi ke Lebanon, Yordania, Turki, Irak dan Mesir, tetapi jumlah mereka yang mengungsi ke Afrika Utara dan Eropa semakin banyak. Data paling akhir PBB menunjukkan sekitar 740.000 pengungsi Suriah berusia di bawah 11 tahun.

"Yang dipertaruhkan hanyalah keselamatan dan kehidupan satu generasi yang tidak bersalah," kata Antonio Guterres, Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR).

"Para pemuda Suriah kehilangan rumah-rumah mereka, para anggota keluarga mereka dan masa depan mereka. Bahkan setelah mereka melintasi satu perbatasan untuk menyelamatkan diri, mereka trauma, tertekan dan memerlukan pertimbangan bagi harapan," tambahnya.

Sementara itu di Suriah lebih dari dua juta anak-anak terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka dalam konflik itu, yang berubah menjadi perang saudara yang sektarian dan kejam.

PBB mengatakan lebih dari 10.000 orang tewas dalam konflik yang dimulai setelah satu tindakan keras terhadap para pemerotes yang menentang pemerintah Presiden Bashar al-Assad Maret 2011.

Ikuti Whatsapp Channel Republika