Sabtu 19 Oct 2013 08:58 WIB

Serangan di Benghazi, Polisi Militer Libya Tewas

Aksi kekerasan melanda Libya.
Foto: AP/Abdul Majeed Forjani
Aksi kekerasan melanda Libya.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Kepala polisi militer Libya, Kolonel Mustapha al-Barghathi, tewas Jumat (18/10) dalam serangan di kota wilayah timur, Benghazi, kata sejumlah pejabat.

Beberapa penyerang tak dikenal menembak mati Barghathi di luar rumahnya, kata Kolonel Abdullah al-Zaidi, juru bicara badan keamanan, kepada AFP. Ia menyatakan bahwa Barghathi, mantan pemimpin oposisi dalam pemberontakan 2011 yang menggulingkan Muamar Gaddafi, tewas akibat luka-luka di kepala dan dada di rumah sakit Al-Jala di kota kawasan Laut Tengah itu.

Barghathi adalah perwira pertama di jajaran militer Gaddafi yang membelot dan membentuk pasukan pemberontak pada 2011, kata Zaidi. Jumat malam, anggota-anggota suku Braghtha kubu perwira yang tewas itu menembakkan granat roket ke rumah seorang mantan pemberontak terkenal yang mereka yakini mendalangi pembunuhan itu, kata satu sumber keamanan. Rumah tersebut kosong pada saat itu.

Rumah itu milik Wissam Ben Hamid, komandan brigade "Perisai Libya" yang beranggotakan para mantan pemberontak berhaluan keras. Markas kelompok itu diserang pada Juni oleh pemrotes yang berusaha menghalau milisi keluar dari kota wilayah timur itu, yang menyulut bentrokan yang menewaskan lebih dari 30 orang.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rezim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat. Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu.

Militan yang terkait dengan Alqaidah menyerang Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga warga lain Amerika pada 11 September 2012.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya warga bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Gaddafi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement