REPUBLIKA.CO.ID, Amerika Serikat memata-matai Belanda dari 1946 sampai 1968, kata harian Belanda, NRC, yang mengutip dokumen Snowden, pada Sabtu (23/11).
Belum jelas siapa yang disadap, kapan itu terjadi atau dengan tujuan apa. Apakah pengintaian itu berhenti setelah 1968 juga tidak jelas, kata dokumen Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dibocorkan oleh mantan pegawai kontrak NSA Edward Snowden.
NSA ingin menyimpan rahasia penyadapan tersebut karena khawatir bahwa hubungan antara Belanda dan Amerika Serikat dapat terancam, kata dokumen itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Pada Oktober, NSA mengakui lembaga tersebut memantau lalu lintas surat dan telepon di Belanda tapi membantah bahwa NSA menganggap negara itu sebagai "sasaran".
Menteri Dalam Negeri Belanda Ronald Plasterk mengonfirmasi pertukaran data antara Dinas Intelijen Belanda dan NSA, demikian laporan Xinhua. Namun ia mengutuk pencegatan hubungan telepon dan surat tanpa izin.
Dokumen Snowden itu juga memperlihatkan sekutu lain AS seperti Belgia, Jerman, Prancis dan Norwegia juga disadap sejak 1946.
Selain itu, dokumen tersebut juga mengungkapkan NSA telah mencegat lebih dari 50.000 jaringan komputer di seluruh dunia sampai pertengahan 2012 dengan perangkat lunak jahat yang dirancang untuk mencuri informasi sensitif.
Operasi perangkat lunak itu terutama diluncurkan untu negara Cina, Rusia, Venezuela dan Brazil.Menurut Washington Post, NSA telah melancarkan sejenis kegiatan mata-mata maya sejak 1998.