Selasa 24 Dec 2013 16:31 WIB

AS Kecam Iklim Buruk Unjukrasa Damai di Mesir

Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Universitas Al Azhar, Mesir yang menentang aksi militer menggulingkan presiden terpilih Muhammad Mursi
Foto: Al Jazeera
Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Universitas Al Azhar, Mesir yang menentang aksi militer menggulingkan presiden terpilih Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat pada Senin mengecam iklim buruk bagi unjukrasa damai, pada hari setelah tiga pegiat dipenjarakan karena menyelenggarakan unjukrasa tanpa izin.

"Amerika Serikat sangat prihatin atas iklim buruk bagi kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat secara damai di Mesir," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Pssaki dalam pernyataan.

Pegiat Ahmed Maher, Ahmed Douma dan Mohamed Adel melakukan unjuk rasa menentang satu undang-undang baru yang melarang semua protes kecuali yang diizinkan polisi, menyebut itu satu usaha untuk untuk mengekang kebebasan menyatakan pendapat.

"Pelaksanaan undang-undang demonstrasi terbatas telah menimbulkan peningkatan penangkapan, penahanan dan tuduhan-tuduhan terhadap para tokoh oposisi, para aktiivis hak asasi manusia dan para pengunjukrasa damai," kata Psaki.

Pada akhir November, Deplu juga mengecam undang-undang baru itu, dengan mengatakan itu tidak sesuai dengan norma-norma internasional.

Pada Senin, Deplu menuduh Kairo mengirim pesan mengerikan kepada masyarakat secara luas.

Tiga aktivis itu, yang memelopori unjukrasa terhadap Hosni Mubarak, Ahad dihukum tiga tahun penjara.

Itu adalah vonis pertama terhadap para pemrotes non-Islam sejak digulingkannya presiden Mohamed Mursi pada 3 Juli. Hal ini dianggap kelompok hak asasi manusia sebagai bagian dari tindakan keras yang luas pihak berwenang pemerintah terhadap unjuk-unjuk rasa. militer itu.

Hukuman itu harus ditinjau kembali, kata Psaki, kerena tidak membantu bagi situasi pemilihan yang terbuka atau satu protes transisi yang melindungi hak-hak universal bagi seluruh rakyat Mesir.

Washington selama berbulan-bulan mendesak Mesir membuat kemajuan memulihkan demokrasi, terutama dengan referendum mengenai konstitusi baru pada 14-15 Februari 2014.

Amerika Serikat juga dalam enam bulan belakangan ini secara reguler mengecam tindakan keras pihak keamanan dan tekanan yang meningkat terhadap para pendukung Mursi. Pada Oktober menangguhkan sebagian besar dari bantuan tahunannya 1,5 miliar dolar AS kepada Mesir.

Tetapi AS tidak pernah menyebut penggulingan terhadap Mursi adalah kudeta dan Menlu John Kerry bahkan pada Agustus mengatakan bahwa penggulingan terhadap Mursi yang dilakukan militer adalah untuk memulihkan demokrasi. Ia juga menuduh Ikhwanul Muslimin "mencuri" revolusi 2011.

Lebih dari tiga dasa warsa,AS menganggap Mesir sebagai salah satu dari sekutu-sekutunya paling dekat di dunia Arab.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement