Rabu 25 Oct 2017 16:48 WIB

Mesir Bebaskan Anak Ulama Irlandia Pendukung Mursi

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
 Irlandia Ibrahim Halwa.
Foto: Youtube
Irlandia Ibrahim Halwa.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Mahasiswa Irlandia Ibrahim Halwa disambut oleh banyak orang di Bandara Dubin pada Selasa (24/10) waktu setempat saat ia tiba di negara asalnya. Ia baru saja dibebaskan pada bulan lalu dalam sebuah persidangan selama empat tahun di Mesir.

Hallawa yang lahir dan besar di Dublin adalah anak dari seorang ulama Muslim paling senior di Irlandia. Ia masih berusia 17 tahun saat ia ditangkap bersama ratusan lainnya pada 2013 sebagai bagian dari tindakan keras terhadap demonstrasi di Mesir.

"Masih terasa seperti mimpi, ini adalah saat yang saya tunggu selama empat tahun. Saya orang bebas. Saya berharap bisa mendapatkan hidup saya kembali, kembali kuliah dan mendapatkan karir saya," kata Hallawa yang mengenakan bendera Irlandia sambil tersenyum kepada awak media.

Halawa mengucapkan terima kasih kepada orang-orang Irlandia, pemerintah dan keluarga karena telah bekerja keras untuk membebaskannya. Pejabat pemerintah Irlandia yang telah melobi agar ia dan beberapa rekannya dibebaskan.

Halawa dan tiga saudara perempuannya didakwa bersama dengan hampir 500 orang dengan kejahatan termasuk membobol sebuah masjid, menewaskan 44 orang dan memiliki senjata api ilegal dalam tindak kekerasan yang menyertai penggulingan presiden Mesir, Muhammad Mursi, pada 2013.

Halawa mengaku bahwa mereka sedang berlibur mengunjungi keluarga besar di Mesir dan bergabung dalam demonstrasi menentang penggulingan militer Mursi saat mereka berada di sana.

Para terdakwa menghadapi hukuman mati. Meskipun tidak ada yang menerimanya, ratusan orang diberi hukuman penjara yang berat. Sedangkan saudari-saudari Halawa dibebaskan  sesaat setelah ditangkap.

Halawa mengaku bahwa ia sering disiksa selama masa tahanannya. Akan teetapi pihak berwenangMesir seringkali menolak tuduhan pelanggaran dari kelompok hak asasi manusia. "Mereka semua mengklaim bahwa ada (penyiksaan) dan kami sering menyangkal (ituterjadi)," kata seirang sumber senior di Kementerian Dalam Negeri.

Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney dalam sebuah pernyataan mengaku bahwa kasus yang dialami Halawa tersebut merupakan salah satu kasus konsuler palingkompleks, sensitif dan sulit yang pernah ditanggung oleh Pemerintah Irlandia. Ia mengaku senang saat siksaan yang dialami Halawa akhirnya berakhir.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement