Selasa 18 Feb 2014 07:02 WIB

Khamenei Pesimistis Soal Pembahasan Nuklir

Pemimpin Spiritual Republik Islam Iran, Ayatullah Sayyed Ali Khamenei.
Foto: AP
Pemimpin Spiritual Republik Islam Iran, Ayatullah Sayyed Ali Khamenei.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei, Senin (17/2), mengatakan ia tidak optimistis mengenai perundingan nuklir Iran dengan negara besar dunia, demikian laporan Press TV.

Beberapa pejabat Iran percaya "jika kami berunding dengan Amerika Serikat mengenai masalah nuklir, masalahnya akan dapat diselesaikan. Saya tidak menentang pembicaraan itu, tapi saya tidak optimistis", kata Khamenei.

Masalah nuklir Iran adalah satu alasan bagi Amerika Serikat dan takkan menghentikan permusuhan antara kedua negara, kata pemimpin spirituasl Iran tersebut. Ia menambahkan juru bicara AS mengangkat masalah seperti hak asasi manusia di Iran dan kemampuan nuklir negara Persia itu untuk membungkam ambisi nuklir Iran.

"Setiap orang perlu mengetahui bahwa Amerika Serikat adalah musu Revolusi Islam dan permusuhannya takkan berhenti dengan perundingan (nuklir)," kata Khamenei, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

"Para pejabat Kementerian Luar negeri Iran dan pemerintah akan melanjutkan misi mereka mengenai pembicaraan nuklir dan Iran takkan pernah melanggar apa yang telah dimulainya," kata pemimpin spirituasl Iran itu sehari sebelum dilanjutkannya babak baru perundingan nuklir.

Pada November, Iran dan kelompok P5+1 --yang terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia ditambah Jerman-- mencapai kesepakatan sementara mengenai program nuklir Iran di Jenewa dan melaksanakannya pada 20 Januari. Mereak dijadwalkan mengadakan babak baru pembicaraan di Ibu Kota Austria, Wina, pada Selasa guna membahas kesepakatan nuklir menyeluruh.

Sebelumnya perunding nuklir Iran mengatakan reaktor air berat Arak dan mesin sentrifugal canggih adalah topik utama pembicaraan nuklir mendatang. Namun, Iran juga bersedia mempertimbangkan saran untuk menghilangkan keprihatinan mengenai reaktor air berat yang dicurigai Barat bisa memproduksi Plutonium bagi tujuan senjata, kata Ba'idinejad.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement