REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Pesawat Perdana Menteri Inggris, David Cameron mendarat Rabu sore waktu setempat di Bandara Ben Gurion, di dekat Tel Aviv. Cameron berniat mengunjungi Tel Aviv bersama dengan 70 pengawal dan delegasinya.
Ini adalah kunjungan pertama Cameron ke Israel setelah menjabat hampir empat tahun lalu. Kali ini berkaitan dengan kasus perburuhan yang berkepanjangan di Kementerian Luar Negeri Israel. Awalnya, pejabat dan diplomat Israel menolak kunjungan Inggris.
"Kali ini situasinya tak biasa, terutama karena ada kedatangan sejumlah delegasi dari negara penting," kata seorang pejabat pemerintah Israel, dilansir dari the Guardian, Rabu (12/3).
Cameron akan mengadakan pertemuan dengan Knesset (parlemen Israel), dan Perdana Menteri Israel (Benjamin Netanyahu), Presiden Shimon Peres. Cameron juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmud Abbas di Tepi Barat pada Kamis waktu setempat.
Kepada kedua belah pihak, Cameron menegaskan kembali posisi Inggris yang mendukung inisiatif perdamaian dari Menteri Luar Negeri AS, John Kerry atas konflik kedua negara yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Seorang analis memperkirakan solusi perdamaian yang disarankan Inggris ini mencakup penarikan koloni Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Jika Kerry gagal dengan lobinya itu, maka Palestina harus memenangkan pengakuan atas negaranya di kancah internasional sendiri. Banyak yang penasaran dengan apa hasil pembicaraan ini selanjutnya.