Sabtu 19 Apr 2014 14:30 WIB

Cina Desak Rusia dan Sekutunya Untuk Perketat Internet, Ada Apa?

Bendera Cina
Bendera Cina

REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBE-- Cina mendesak Rusia dan mitra-mitra Asia Tengah dalam persekutuan keamanan enam negara memperketat pemantauan Internet dan mengambil langkah-langkah lainnya guna mencegah "kekuatan eksternal" dari mengobarkan revolusi di negara-negara anggota.

Pernyataan Menteri Keamanan Umum Cina Guo Shengkun di satu pertemuan dengan timpalannya dari Organisasi Kerja sama Shanghai (SCO) bisa menyebabkan kekhawatiran pembatasan lebih lanjut oleh negara, yang mengatakan kritik-kritik berusaha untuk membungkam perbedaan pendapat.

Mereka cenderung untuk menyenangkan Kremlin, namun menuduh Barat mendukung para pengunjuk rasa oposisi yang menurunkan sekutu Moskow dari kepresidenan di Ukraina pada Februari di samping mendukung penentang pemerintah di Rusia.

"Kekuatan eksternal menggunakan kontradiksi sosial-ekonomi dan masalah untuk menggulingkan pemerintah serta mencoba untuk memprovokasi gelombang baru revolusi warna," kata Guo, menurut sambutannya dalam terjemahan bahasa Rusia.

Revolusi Warna adalah istilah Rusia untuk protes-protes jalan yang telah menurunkan para pemimpin di Ukraina, Georgia dan Kirghistan dalam dekade terakhir. "Ini adalah ancaman serius bagi kedaulatan dan keamanan negara di wilayah tersebut, dan merupakan keprihatinan bersama negara-negara anggota SCO," kata Guo.

Aliansi keamanan terdiri Rusia dan Cina dan mantan republik Soviet di Asia Tengah Kazakhstan, Kirghizstan, Tajikistan dan Uzbekistan. Guo menyerukan negara-negara anggota untuk datang dengan langkah-langkah guna menangkal campur tangan dalam urusan internal dari luar negeri, memperkuat manajemen organisasi non-pemerintah dan pengawasan terhadap jaringan sosial untuk menemukan, menganalisis, mengatur penangkalan dan faktor ketidakpastian serta menghindari pengulangan skenario revolusi warna.

Kritik-kritik Kremlin menuduh Presiden Vladimir Putin mengawasi keras perbedaan pendapat sejak dia mulai masa jabatan ketiga pada tahun 2012. Pihak berwenang Rusia bulan lalu memblokir akses terhadap segelintir situs Internet yang berprogram mengkritik pemerintah, termasuk orang-orang terkemuka musuh Putin seperti Alexei Navalny dan Garry Kasparov.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement