Kamis 29 May 2014 14:50 WIB

Pengungsi Suriah Pilih Presiden Lebih Awal

Warga Suriah kelaparan
Foto: al-monitor
Warga Suriah kelaparan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT– Suriah akan gelar pemilihan presiden minggu depan pada 3 Juni 2014. Sementara pengungsi dan ekspatriat Suriah di negara lain melakukan voting lebih awal. Seperti pengungsi Suriah di Lebanon dan Yordania yang diberi kesempatan untuk memilih pada Rabu (28/5).

Tempat pemungutan suara berada di kedutaan besar Suriah di Beirut dan Amman. PBB menyatakan ada sekitar 2,8 juta pengungsi Suriah yang berada di negara tetangga seperti Lebanon dan Yordania. Ribuan warga Suriah ini berbondong-bondong datang ke Beirut untuk menggunakan hak pilihnya.

Kontributor BBC dari Beirut, Jim Muir melaporkan kedutaan besar Suriah adalah satu-satunya tempat pemungutan suara di sana. Diperkirakan sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah akan memilih di sini. Sekitar satu juta pengungsi terdaftar di Lebanon.

Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 hingga 19.00 waktu setempat. Namun, Duta Besar Suriah di Beirut, Ali Abdel Karim mengatakan mereka dapat memperpanjang waktu pemungutan suara jika banyak orang Suriah belum menggunakan haknya.

Presiden Bashar Al Assad diperkirakan memenangkan pilpres kali ini, menambah masa kekuasaannya tujuh tahun lagi. Sebagian besar pemilih yang berkumpul di luar kedutaan tampak merupakan pendukung Assad. Mereka telah berkerumun di sana sejak pukul 6 pagi. Sementara, warga Suriah yang tak mendukungnya menyatakan tak akan pergi memilih.

‘’Beberapa orang yang ada di sini mengatakan mereka datang untuk mendukung Bashar Al Assad, sementara yang lainnya mengatakan mereka datang memilih karena khawatir keluarga mereka di Suriah akan dapat masalah jika mereka tak memilih,’’ kata kontributor Aljazirah, Rula Amin di Beirut.

Pemungutan suara dilakukan di beberapa negara lain, termasuk Rusia, Malaysia dan Sudan, pada Rabu. Menurut kantor berita Sanaa, pemungutan suara dikelola oleh pemerintahan Suriah. Sementara, Uni Emirat Arab, Prancis, Jerman dan Belgia melarang pemungutan suara dilakukan di negara mereka.

Kebanyakan masyarakat Internasional mengecam Damaskus karena tetap adakan pilpres sementara perang saudara masih berkecamuk. Namun, negara yang bersekutu dengan Suriah mendukung pemungutan suara, seperti Iran yang mengirim pemantau pemilu.

Pemungutan suara dilakukan di 39 kedutaan Suriah seluruh dunia pada Rabu. Sementara pemungutan suara di wilayah kekuasaan pemerintah Suriah akan dilakukan Selasa minggu depan. Di Suriah, tidak banyak tempat pemungutan suara di pedesaan, terutama wilayah utara dan timur Suriah. TPS juga langka di dekat Damaskus dan daerah yang dikuasai pemberontak seperti Aleppo dan Deir Ezzor.

Pemilihan presiden kali ini adalah pertama kalinya masyarakat harus memilih antara tiga kandidat. Biasanya, hanya ada satu calon tertera dalam kertas suara. Namun, dua kandidat lainnya masih tetap tak dikenal secara luas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement