Selasa 24 Jun 2014 03:06 WIB

Cina Kritik Catatan Hitam Budak Seks Jepang

Rep: C77/ Red: Erik Purnama Putra
juru bicara Departemen Luar Negeri Cina, Hua Chunying.
Foto: www.fmprc.gov.cn
juru bicara Departemen Luar Negeri Cina, Hua Chunying.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina melancarkan kritik atas permintaan maaf Jepang tentang budak seks Jepang. Kejadian tersebut berlangsung selama masa perang. Kritik muncul ketika Republik Korea mengumumkan rasa kekecewaannya. Hal tersebut terkait isi yang terlihat menyembunyikan fakta dan tidak seimbangnya tentang kredibilitas Deklarasi Kono.

Deklarasi Kono adalah permintaaan maaf resmi yang dibuat oleh sekretaris kepala kabinet Yohei Kono. Dia mengakui Jepang merekrut lebih 200 ribu wanita muda dari Cina, Korea, dan Asia Tenggara. Tujuannya untuk memaksa mereka menjadi budak seks bagi pihak militer selama Perang Dunia II.

"Ulasan pernyataan mengungkapkan Jepang menolak menghadapi sejarah dan berusaha mengurangi catatan kejahatan perang," ujar juru bicara wanita Departemen Luar Negeri Cina Hua Chunying, sebagaimana dikutip China Daily.

Hua mendesak agar Jepang menghadapai isu tentang budak seks selama masa Perang Dunia II. Tentu saja dengan aksi yang nyata dan sikap yang bertanggung jawab, serta memegang janji kepada masyarakat dunia sesuai yang dibuat di Deklarasi Kono. Pasalnya, hasil ulasan menyatakan Republik Korea melakukan intervensi dalam rumusan kata di deklarasi tersebut.

Pada Februari, Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengumumkan pernyataan untuk melakukan pemeriksaan ulang terkait dengan bukti bagaimana sebuah keputusan dapat diambil. Jepang mengumumkan hasil dari ulasan Jumat lalu. Serta mengatakan hal tersebut tidak akan mengubah permintaan maaf yang telah dilakukan pada tahun 1993.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement