Jumat 08 Aug 2014 14:29 WIB

Wakil PM: Inggris Tangguhkan Ekspor Senjata ke Israel

Rep: c73/ Red: Bilal Ramadhan
Tentara Israel
Foto: EPA/Abir Sultan
Tentara Israel

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Wakil Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg mengatakan pemerintah Inggris harus menangguhkan ekspor senjata ke Israel, jika rezim Tel Aviv melanjutkan serangan militernya di Gaza.

Berbicara melalui stasiun radion LBC Inggris pada Kamis (7/8), Clegg mengatakan serangan Israel di Jalur Gaza mungkin telah melanggar persyaratan di mana izin ekspor senjata Inggris diterbitkan.

"Saya pikir, itu jelas akan menjadi hal yang tidak dapat diterima warga Inggris, dan sepenuhnya salah bagi kita untuk melakukan apapun, melainkan segera menangguhkan ijin jika gencatan senjata berakhir dan kekerasan berlangsung lagi," tutur Clegg, seperti dilansir dari PressTV (Jum'at, 8/8).

Sementara itu, pemimpin Partai Liberal Demokrat menggambarkan serangan Israel sebagai hal yang jelas tidak proporsional. Selama serangan militer di Gaza, rezim Israel menghantam tiga sekolah PBB yang digunakan untuk menampung pengungsi Palestina.

Dokumen yang didapatkan oleh Campaign Against Arms Trade (CAAT) di bawah Freedom of Information Act mengungkapkan, bahwa izin ekspor senjata senilai 42 juta poundsterling telah diberikan kepada 130 produsen pertahanan Inggris sejak 2010, untuk menjual peralatan militer ke Israel.

Laporan sebelumnya juga menunjukkan, Israel telah menggunakan senjata yang mengandung komponen buatan Inggris, dalam agresi terhadap Jalur Gaza. Serangan Israel telah menewaskan hampir 1.900 nyawa Palestina. Pada Selasa lalu, Israel dan Palestina menyetujui gencatan senjata tiga hari, yang berlaku mulai pukul 08.00 waktu setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement