Senin 08 Sep 2014 08:45 WIB

Menlu Israel Ragukan Keberlanjutan Gencatan Senjata

Warga Palestina merayakan kemenangan atas Israel setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Rabu (21/11) malam.  (Reuters/Ahmed Zakot)
Warga Palestina merayakan kemenangan atas Israel setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Rabu (21/11) malam. (Reuters/Ahmed Zakot)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman Ahad mengatakan bahwa dia ragu kesepakatan gencatan senjata Gaza akan bertahan lama dan bahwa proses pelucutan senjata di wilayah itu tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat.

"Setiap gecatan senjata, dalam pendapat saya, hanya akan bertahan dalam waktu yang terbatas," kata Liberman.

Selain itu dia juga mengatakan bahwa proses pelucutan senjata di Gaza belum dapat dilakukan dalam waktu dekat namun harus tetap menjadi perhatian publik internasional.

"Demiliterisasi bukan merupakan pilihan yang realistis dalam waktu ini," kata dia sebagaimana dikutip dari berbagai media lokal.

Namun di sisi lain, proses demiliterisasi itu menurut Lieberman hanya dapat dilakukan dan diverifkasi oleh pasukan keamanan Israel.

"Tidak ada yang mampu melakukan pelucutan senjata sebagaimana kami. Tidak ada orang lain yang akan mendatangi rumah demi rumah sebagaimana kami," kata dia.

Sementara itu mengenai rekonstruksi wilayah Gaza yang rusak karena perang, Lieberman berpendapat bahwa tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana uang dan bahan-bahan material tidak jatuh ke tangan Hamas--yang merupakan pemegang kekuasaan di facto di Gaza.

"Permasalahan yang utama adalah bagaimana pembangunan ulang infrastruktur sipil sekaligus mencegah Hamas membangun ulang infrastruktur teroris," kata dia.

Persoalan yang sama juga sempat disampaikan oleh Presiden Israel Reuven Rivlin saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Norwegia, Boerge Brende.

"Rehabilitasi dan rekonstruksi di Gaza harus dilakukan bersamaan dengan demiliterisasi karena jika tidak demikian, maka kekerasan yang akan terulang," kata Rivlin.

"Jika Hamas hendak membelanjakan semua uang bantuan internasional itu untuk tujuan-tujuan militer dan membangun kemampuan menyerang Israel, maka kita akan sampai pada jalan buntu lagi," kata Rivlin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement