REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Banyak orang menunggu-nunggu dibukanya pintu Rafah. Tak Terkecuali perempuan Palestina yang telah menunggu selama tiga bulan. Dilansir dari Aljazirah, Senin (22/12), terlihat anak-anak yang menunggu di tepi sungai dekat pintu Rafah. Sementara yang lain duduk-duduk saja.
Diantara mereka ada yang telah lama menginap hingga bergerombol bersama keluarganya. Mereka berharap dapat menyebrang Rafah secepatnya. "Saya telah menunggu selama tiga bulan untuk pergi dari sini, ini sangat buruk," ujar Mawar Shaath (58 tahun).
Dia merupakan perempuan Palestina yang menetap di Arab Saudi. Kedatangannya beberapa bulan lalu hanya untuk mengunjungi keluarganya di Gaza. Kemudian dia jatuh sakit dan khawatir dia meninggal di sana. Dia berharap dapat kembali kerumah dan dapat meninggal ditengah-tengah anak dan cucuya.
Direktur perbatasan Gaza-Rafah Maher Abu Sabha mengatakan pintu Rafah akan terbuka selama dua hari. Mereka hanya mengizinkan warga yang sedang sakit parah, warga asing dan pelajar yang bersekolah di Mesir.
Hingga saat ini belum ada keputusan untuk membuka Rafah tanpa batas waktu seperti sebelumnya.