Kamis 07 May 2015 14:25 WIB

Mustafa Akinci Cari Solusi Terbaik Terkait Siprus

Rep: C07/ Red: Djibril Muhammad
Lokasi Republik Siprus dalam peta.
Foto: warofweekly.blogspot.com
Lokasi Republik Siprus dalam peta.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Pemimpin Siprus utara yang baru terpilih Mustafa Akinci berharap agar pembicaraan damai antara masyarakat Turki dan Yunani Siprus tahun ini menemukan solusi terbaik. Hal tersebut diungkapkan setelah pertemuannya dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Ankara, Turki, Rabu (6/5) kemarin.

"Kami akan melakukan upaya agar ditemukan solusi perdamaian pada tahun 2015, tetapi ini tidak tergantung hanya pada kami, pihak Yunani juga harus menunjukkan lebih banyak komitmen," kata Akinci seperti dikutip Reuters, Kamis (7/5).

Pertemuan tersebut merupakan pertama kali sejak terpilihnya Akinci menjadi pemimpin Siprus Utara pada (26/4) lalu. Ia juga berjanji akan terus mendorong agar segera didapatkannya titik temu dalam penyelesaian konflik yang telah membagi pulau Mediterania selama beberapa dekade.

Akinci dan Erdogan sepakat akan memulai kembali pembicaraan damai untuk mengambil langkah-langkah menuju perdamaian dengan Siprus Yunani yang sempat terhenti.

"Ini adalah waktu untuk Siprus Yunani untuk menunjukkan upaya tulus juga," kata Erdogan. "Jika itu terjadi, kami percaya adalah mungkin untuk tahun 2015 menjadi tahun solusi." tambahnya.

Rencananya, Akinci akan bertemu pemimpin Siprus Yunani Nicos Anastasiades untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian, yang terhenti Oktober lalu, meskipun pertemuan awal ditunda.

Siprus adalah sebuah negara pulau di Laut Tengah bagian Timur atau sekitar 113 km di sebekah selatan Turki. Dimana 50 tahun yang lalu terjadi pergolakan pikitik saat Inggris akan menyerahkan Siprus ke Yunani.

Kemudian, pergolakan ini berakhir setelah Siprus menjadi negara sendiri yang tidak jadi di bawah kejuasaan Yunani. Namun, pada 1974, kelompok yang didukung Yunani melakukan kudeta dan menyebabkan perpecahan di negara tersebut. Kini, negara Siprus telah terpecah dua hingga saat ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement