Kamis 09 Jul 2015 22:40 WIB

Pengunjuk Rasa Turki Serang Konsulat Thailand karena Deportasi Uighur

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Muslim Uighur di Cina
Foto: EPA/How Hwee Young
Muslim Uighur di Cina

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengunjuk rasa menyerbu konsulat Thailand di Istanbul, Turki untuk mengecam keputusan Thailand mendeportasi 109 etnis Uighur ke Cina, Kamis (9/7). Para pengunjuk rasa menghancurkan barang, melempar data, dan dokumen ke halaman.

Pihak berwenang mengatakan, tidak ada yang terluka, namun sembilan orang ditahan pascainsiden kekacauan tersebut. Polisi mengatakan, jumlah pengunjuk rasa mencapai 100 orang dan berhasil dikendalikan.

Insiden kekacauan dimulai ketika pengunjuk rasa melemparkan batu ke konsulat, menghancurkan jendela, dan menggerebek kantor. Mereka kemudian menghancurkan barang dan dokumen.

Turki memiliki ikatan budaya dengan Uighur. Etnis minoritas Muslim ini berbahasa Turki dan tinggal di wilayah Xinjiang, Cina Barat. Baru-baru ini, Pemerintah Thailand mendeportasi mereka di bawah perjanjian yang tetap menjamin keselamatan Uighur.

Pekan lalu, Turki mengevakuasi sekelompok migran Uighur berjumlah 173 orang yang merupakan pendatang dari Thailand. Hal ini membuat Beijing protes terhadap Ankara.

Cina mengatakan, tindakan Turki sama saja mendukung imigrasi ilegal. Hubungan Turki dengan Cina telah menegang sebelum Uighur dikonfirmasi berasal dari Turki.

Cina mencegah mereka melakukan ibadah dan puasa di bulan Ramadhan. Protes pecah di Turki. Pada satu kesempatan, sekelompok nasionalis Turki mencoba menyerang sekelompok wisatawan asal Korea yang mereka kira berasal dari Cina.

Uighur juga mengeluhkan penindasan agama dan budaya serta marjinalisasi ekonomi di bawah pemerintahan Cina. Kekerasan etnis di Xinjiang telah menyebabkan ratusan orang tewas selama dua tahun terakhir. Beijing telah menyalahkan ekstremisme agama untuk kekerasan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement