Selasa 04 Aug 2015 06:30 WIB

AS Disebut Mata-Matai, Ini Tanggapan Pemerintah Jepang

Wikileaks
Wikileaks

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO-- Tokyo menyebut klaim bahwa Washington memata-matai politisi dan perusahaan-perusahaan besar Jepang sebagai sangat disesalkan, dalam tanggapan resmi pertamanya terkait pengungkapan kelompok WikiLeaks.

"Saya akan menunda komentar. Tapi jika ini benar, sebagai sekutu, itu sangat disesalkan," kata juru bicara utama pemerintah Yoshihide Suga dalam konferensi pers rutin.

Suga menambahkan bahwa Tokyo sedang mengkonfirmasi laporan Wikileaks yang dikeluarkan pada Jumat itu pada Amerika Serikat. Penyadapan terbaru WikiLeaks mengungkap aktivitas Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat menyusul dokumen lain yang mengungkapkan aksinya memata-matai AS pada negara sekutu yang lain termasuk Jerman dan Prancis, yang membuat tegang hubungan.

Jepang adalah salah satu sekutu utama Washington di kawasan Asia-Pasifik dan kedua negara secara teratur berkonsultasi mengenai masalah pertahanan, ekonomi dan perdagangan. "Kami dengan kuat meminta Direktur intelijen Clapper mengonfirmasi fakta-fakta itu," kata Suga, mengacu pada Direktur Intelijen Nasional James Clapper.

Klaim bahwa Washington memata-matai para pejabat perdagangan Jepang, muncul saat para delegasi menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas yang luas yang dikenal sebagai Kemitraan Trans-Pacifik yang gagal mencapai kesepakatan final setelah pembicaraan intens beberapa hari di Hawaii.

Amerika Serikat dan Jepang adalah dua ekonomi terbesar di 12 negara negosiasi, tetapi mereka telah berdebat atas sejumlah masalah utama termasuk upaya membuka pasar pertanian Jepang yang dilindungi.

WikiLeaks mengatakan penyadapan Amerika Serikat menunjukkan pengetahuan yang mendalam tentang musyawarah internal Jepang pada isu-isu perdagangan, kebijakan nuklir, dan hubungan diplomatik Tokyo dengan Washington.

"Laporan itu menunjukkan kedalaman pemantauan Amerika Serikat terhadap pemerintah Jepang, yang menunjukkan bahwa data intelijen telah dikumpulkan dan diolah dari berbagai kementerian dan kantor pemerintah Jepang," katanya.

Perdana Menteri Shinzo Abe tampaknya tidak menjadi sasaran langsung penyadapan tetapi para politisi senior, termasuk Menteri Perdagangan Yoichi Miyazawa. Gubernur Bank Jepang Haruhiko Kuroda Gubernur juga dalam pantauan intelijen AS, kata WikiLeaks.

Kebocoran itu muncul saat Abe berusaha untuk memperluas peran militer Jepang, suatu langkah yang didukung Washington tapi sangat tidak populer di dalam negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement