REPUBLIKA.CO.ID, CEDUNA -- Pemerintah Australia kini terus menguji coba sistem kartu tunjangan sosial yang akan membatasi penggunaan uang kontan. Tujuannya untuk mengurangi kemungkinan uang tunjangan digunakan berjudi, membeli alkohol dan narkoba.
Uji coba akan mulai diterapkan di Kota Ceduna, Australia Selatan mulai awal tahun depan. Sebanyak 80 persen nilai tunjangan sosial yang diterima warga di kota itu, tidak akan bisa diuangkan untuk menjamin agar tidak dipergunakan bermain judi atau membeli alkohol.
Uji coba ini, kata Wali Kota Ceduna Allan Suter, diharapkan bisa mengatasi isu alkoholisme yang dialami warga setempat.
"Kami sangat mendukung rencana ini sebab kami prihatin dengan sebagian warga yang menghabiskan uang tunjangan mereka di tempat judi dan membeli alkohol," kata Suter.
Menurut Alan Tudge, pejabat urusan parlemen pada kantor perdana menteri, uji coba ini diharapkan bisa membantu mengatasi problem terkait alkohol di kota kecil tersebut.
"Warga kota kecil seperti Ceduna, sayangnya, memiliki tingkat insiden terkait alkohol yang sangat tinggi," katanya kepada ABC.
"Tahun lalu, tercatat 4.500 orang masuk rumah sakit terkait alkohol sementara jumlah penduduknya hanya 4.000 orang," tambah Tudge.
Ia menjelaskan, uji coba ini menyepakati untuk tetap menyisihkan sebesar 20 persen tunjangan dalam bentuk yang bisa diuangkan.
"Jadi kami sepakati sebesar 80 persen dimasukkan ke kartu debit penerima sementara sisanya 20 persen masuk ke akun tabungan biasa penerima," jelas Tudge.
"Artinya, secara rata-rata penerima tunjangan sosial di kota itu tetap akan memiliki uang kontan antara 60 hingga 150 dolar perminggu, tergantung situasi masing-masing penerima," katanya.
Menurut catatan ABC, kini lebih dari 20 ribu warga Australia telah menerima tunjangan sosial dengan pembatasan uang kontan, melalui jenis kartu yang dinamai Basics Card. Kartu ini tidak dapat dipergunakan membeli alkohol atau bermain judi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
