Rabu 18 Nov 2015 00:06 WIB
Serangan Teror Paris

Sikap APEC Terpecah Soal Serangan Paris

Rep: Gita Amanda/ Red: Agung Sasongko
Warga mendoakan korban serangan Paris.
Foto: AP Photo/Mindaugas Kulbis
Warga mendoakan korban serangan Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Para pemimpin Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), menyuarakan kemarahan mereka atas serangan di Paris. Kekhawatiran mereka akan keamanan dan geopolitik membayangi pembicaraan mengenai perdagangan dan ekonomi pada pertemuan puncak regional tahunan yang dijaga ketat tersebut.

Sekitar 21 pemimpin dari negara-negara anggota APEC berencana mengutuk serangan Paris. Seruan ini akan disampaikan dalam sebuah pernyataan berasama yang akan dirilis pada hari terakhir pertemuan.

"Kami sangat mengutuk kekejaman ini yang menuntut satu suara dari masyarakat global. Karena itu, kami menegaskan kembali tekad kita yang kuat untuk bersama-sama melawan terorisme," ujar pernyataan menurut draft deklarasi yang dilihat Associated Press, Selasa (17/11).

Serangan Paris diduga dilakukan oleh ekstremis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hingga menewaska 129 dan melukai 350 lainnya. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan korban berasal dari setidaknya 19 negara.

Namun para pemimpin APEC terbagi. Mereka terpecah antara yang ingin mengeluarkan pernyataan bersama terkait serangan Paris atau membiarkan para pemimpin berbicara atas masalah ini.

Setelah berdebat selama akhir pekan, maka masalah terorisme ini akan dimasukkan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada pertemuan puncak Kamis (19/11). Tapi seorang diplomat, bagaimanapun, telah menolak membahas serangan teroris dalam pernyataan. Ia khawatir hal itu akan menarik perhatian kelompok ISIS terhadap pertemuan APEC.

"Ini adalah serangan terhadap seluruh dunia yang berabad dan seluruh masyarakat internasional dan APEC merupakan kelompok yang sangat penting dari negara-negara," kata Wakil Menteri Luar Negeri Antony Bliken.

Jepang juga menyatakan dukungannya untuk menentang terorisme. Wakil sekretaris pers Koichi Mizushima mengatakan, Jepang juga menyukai sikap ini.

"Kami ingin bergabung dengan suara-suara untuk memerangi terorisme meskipun bukan bagian dari agenda APEC," kata Mizushima.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement