Tes forensik belum mengonfirmasi sifat bahan kimia yang ditemukan, dan polisi belum mengesampingkan kemungkinan adanya bahan peledak kimia yang digunakan untuk mempersiapkan rompi bunuh diri dalam serangan itu.
Namun, laporan media Prancis mengatakan ada peningkatan bukti para penyerang di Paris kemungkinan telah mengonsumsi Captagon untuk mempersiapkan diri mereka, beberapa jam sebelum serangan 13 November.
Beberapa saksi yang selamat dari serangan menggambarkan para pria bersenjata itu terlihat seperti "zombie", seakan terbius oleh obat-obatan terlarang.
"Saya melihat seorang pria menembak. Saya melihat seorang pria yang damai, tenang, dengan wajah yang hampir tenang, kontemplatif, maju ke bar,” kata seorang saksi kepada stasiun televisi Prancis, M6.
"Mereka seperti zombie. Seolah-olah dibius," ungkap saksi lainnya yang telah menyaksikan beberapa pria bersenjata memarkir mobil VW Polo hitam di luar restoran, sesaat sebelum penyerangan terjadi.
Captagon awalnya diproduksi di Barat pada 1960an untuk mengobati sejumlah kondisi seperti hiperaktif dan depresi. Tetapi kemudian, peredarannya dilarang di sebagian besar negara karena sifat adiktifnya.