Kamis 26 Nov 2015 13:00 WIB

Memata-matai ISIS Lewat Internet

Logo Ghost Security Group
Foto:
Hacker,ilustrasi

"Mereka bukan hanya mengidentifikasi saluran (komunikasi), mereka menempatkan bersama sejumlah akun yang dipakai orang-orang berpengaruh. Orang-orang ini telah menyelamatkan nyawa banyak orang," ujar Smith.

Smith mengatakan kepada BBC, dia bekerja dengan kelompok itu untuk meneruskan informasi itu ke badan keamanan dan memperingatkan mereka. Dengan berpisah dari Anonymous, direktur Ghost Security Group mengatakan kelompok itu mampu mengatasi efek samping hubungan yang tidak mulus dengan otoritas.

Di masa lalu, Anonymous menargetkan berbagai badan pemerintah, seperti, petugas polisi AS setelah penembakan Michael Brown di Ferguson, Missouri, AS.

"Kami punya data. Kami tidak bisa berbuat apa-apa dengan data itu, kecuali kami bekerja pada pemerintah AS. Mereka punya senjata dan pasukan darat sehingga bisa mengganggu operasi teroris," kata direktur itu.

Seorang anggota Anonymous yang berbicara kepada BBC menuduh kelompok Ghost Security Group berpihak pada pemerintah dan membesar-besarkan pencapaian mereka. Anonymous menyangkal kritik misi mereka dan mengatakan mereka dengan tulus mengganggu rekrutmen ISIS dengan aksi peretasan mereka.

"Peretasan itu menghentikan mereka berbicara, menghentikan mereka merekrut anak muda tanpa tujuan atau orang-orang yang sakit mentalnya. Banyak orang berpikir itu hanya beberapa hal yang kami lakukan, kami hanya berkata tanpa berpikir, tapi bukan hanya itu yang kami lakukan," ujarnya.

   

Baru-baru ini, menurut Smith, para militan berpindah dari Twitter ke sistem yang lebih aman, seperti aplikasi pesan Telegram, yang telah menutup saluran terafiliasi ISIS sejak serangan Paris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement