Pria pekerja keras tersebut mengakui dia masih gemetar saat mengingat kembali saat dia memeriksa Bilal Hadfi, pelaku bom bunuh diri yang meledakkan diri di luar stadion.
"Saya masih bisa mendengar dua ledakan.. bum bum. Hal itu masih menghantui saya. Saya bisa mencium bau ledakan, udara yang terbakar," ujarnya.
Toorabally yang bekerja untuk Maine Securite mengatakan dia berjaga di Gerbang L ketika seorang pemuda dengan jaket gelap mencoba mengikuti masuk penonton yang memiliki tiket.
"Dia tidak punya tiket, jadi saya setop dia. Saya bilang 'tanpa tiket saya tidak mnegizinkan kamu masuk'," katanya.
Toorabally mengatakan pemuda itu memaksa ingin bertemu temannya yang memegang tiketnya. Namun, penjaga tidak mau ambil risiko. Menurutnya, pemuda itu bertingkah aneh.
Namun, Hadfi tampaknya masih memaksa ingin masuk. Saat Toorabally melihatnya mencoba masuk dari gerbang lain, dia berjalan dan memperingatkan penjaga lain agar tidak mengizinkannya masuk.
Beberapa menit kemudian dia mendengar ledakan.
"Saya merasakan ledakannya di jantung saya. Say tahu itu bukan kembang api dari dalam stadion. Tapi saya tidak melihat apa pun di jalanan," ujarnya.
Baca: Asa Warga Korut di Kedai Kopi