Rabu 23 Dec 2015 23:32 WIB

Fase Kedua Reformasi Junta Militer Thailand: Serahkan Kekuasaan Tahun 2017

Junta militer Thailand
Junta militer Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand dan pemimpin junta Prayuth Chan-ocha menyampaikan pidato akhir tahun, Rabu Malam, dengan menegaskan kembali bahwa junta akan menyerahkan kekuasaan pada 2017 dan mereka tengah memasuki tahap kedua rencana reformasi.

Junta atau Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban, merebut kekuasaan pada Mei 2014 serta menggulingkan pemerintah terpilih, untuk mengakhiri unjuk rasa di Bangkok yang dipimpin kelompok kelas menengah dan elit, yang ingin menyingkirkan pemerintahan sipil PM Yingluck Shinawatra.

Sejak saat itu, junta sibuk merancang konstitusi baru dan reformasi yang menurut para kritikus, dirancang untuk membatasi kekuasaan partai-partai politik dan menetralisir pihak-pihak yang setia pada mantan PM Thaksin Shinawatra, saudara lelaki Yingluck yang digulingkan pada 2006.

Junta berulangkali menunda rencana pemilu, dan mengklaim bahwa negara masih belum cukup stabil untuk menggelar pemilu. Prayuth mengatakan junta tetap pada rencananya untuk menyerahkan kekuasaan pada 2017.

"Kami mempunyai satu tahun dan enam bulan yang tersisa mulai Januari 2016 hingga Juli 2017 dan pemerintah akan meletakkan dasar-dasar bagi hal-hal yang tidak dilakukannya dan jika tidak bisa menyelesaikannya, mereka akan dimasukkan dalam rencana reformasi," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi setempat.

"Kita memasuki fase kedua sekarang."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement