Jumat 30 Mar 2018 13:12 WIB

Junta Militer akan Hilangkan Kehidupan Malam di Bangkok

Bangkok selama ini dikenal sebagai salah satu pusat kehidupan malam.

Rep: Puti Almas/ Red: Nidia Zuraya
Wisatawan Asing di Bangkok, Thailand
Foto: AP
Wisatawan Asing di Bangkok, Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand telah dikenal luas oleh banyak orang di seluruh dunia sebagai salah satu pusat kehidupan malam berada. Begitu banyak bar dan berbagai maca, tempat hiburan lainnya yang terus terjaga hingga dini hari, salah satunya di Ibu Kota Bangkok.

Namun, tanpa disangka junta militer yang menjalankan pemerintahan di Thailand nampaknya berusaha mengubah hal itu. Mereka ingin menghilangkan stigma bagi semua orang, termasuk para wisatawan dunia yang kerap berkunjung ke salah satu negara Asia Tenggara itu.

Dilansir laman Asian Correspondent, Jumat (30/3), pada 2017, Dark Bar, salah satu tempat hiburan malam yang populer di Bangkok telah ditutup paksa setelah pemerintah memberlakukan jam malam yang mulai diberlakukan di tahun itu. Dengan adanya jam malam, tak ada aktivitas publik yang boleh dilakukan hingga dini hari.

Tak hanya itu, sebuah kafe bernama Swing juga ditutup setelah dilakukannya razia narkoba. Saat ini, para pejabat militer kerap melakukan razia di sejumlah tempat hiburan malam, tak hanya kepada para pemilik usaha, namun juga pengunjung dan turis yang datang.

Baru-baru ini, para turis yang tengah berkunjung ke Pattaya, salah satu kota yang terkenal dengan keindahan pantainya di Thailand juga melaporkan adanya razia di sejumlah tempat hiburan. Pihak berwenang disebut datang menyerbu sejumlah bar dan meminta lisensi tempat tersebut.

Salah satu pemilk bar Wongs Place, Sam Wong mengatakan militer telah meminta agar tempat hiburan yang ia miliki ditutup pukul 2 dini hari. Ia mengakui bahwa ini adalah pertama yang dilakukan dalam 40 tahun terakhir.

Sebelumnya, Wong juga menyebut bahwa militer meminta lisensi apakah bar yang ia miliki mendapatkan izin untuk memutar musik. Selama ini, ia telah menjalani hubungan baik dengan polisi, namun berbeda halnya dengan junta militer.

Seorang Disc Jockey (DJ), Anders Svensson yang memiliki perusahaan musik bernama 52Hz Bangkok mengatakan tindakan keras militer akan membuat Thailand membosankan. Selama ini, negara itu dinilai maju dalam bidang pariwisata dengan banyaknya tempat hiburan yang berbeda dan kreatif.

Bangkok telah menjadi kota yang jauh lebih spontan dan membuat Thailand tidak membosankan untuk banyak orang dibanding lima tahun lalu, ujar Svenesson.

Menurut laporan, junta militer ingin generasi muda Thailand memiliki sikap moral yang lebih baik dan sesuai dengan adat ketimuran yang dimiliki oleh mereka sebagai negara di Asia. Namun, banyak dari anak-anak muda di sana yang tidak menyukai tindakan keras militer dan berusaha memprovokasi langkah-langkah protes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement