Kamis 07 Jan 2016 23:37 WIB

Irak Tawarkan Tengahi Konflik Iran-Saudi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Saudi vs Iran.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Saudi vs Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Irak mengirim menteri luar negerinya ke Teheran untuk menawarkan diri jadi mediator perseteruan antara Iran dan Arab Saudi, Rabu (6/1). Baghdad khawatir konflik sektarian baru akan memecah upaya kampanye melawan ISIS.

Ribuan penduduk Syiah Irak melakukan aksi di pusat Baghdad pada Rabu meneriakan slogan melawan keluarga berkuasa Saudi. Perdana Menteri Irak, Haidar al Abadi mengirim Ibrahim al Jaafari ke Teheran untuk membantu meredakan krisis.

Jaafari bertemu dengan Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif untuk membahas isu ini. "Kami memiliki hubungan yang solid dengan Republik Islam (Iran) dan kami juga punya hubungan dengan saudara kami di Arab. Sehingga kami tidak bisa diam dalam krisis ini," kata Jaafari dalam konferensi pers bersama di Teheran.

Baca Juga: 4 Negara Ini akan Damaikan Arab Saudi-Iran

Belum ada respon segera dari Arab Saudi terkait penawaran Irak ini. Duduk di samping Jaafari, Zarif menuduh Saudi mengingkari penawaran Iran untuk bekerja sama dalam terorisme dan ekstrimisme. Presiden Iran Hassan Rouhani juga menuduh Riyadh melecut tensi regional dengan isu ini.

 

Sementara penduduk Syiah di Irak menolak ide tersebut dan menuntut putus hubungan dengan Saudi. "Katakan Tidak pada Saudi! Tidak pada Kedutaan!," kata pengunjuk rasa di Tahrir Square, Baghdad.

Partisipan merupakan anggota dari tiga kelompok paling kuat yang mendukung militan Iran, Badr Organisastion, Asaib Ahl al-Haq dan Kataib Hezbollah. "Jika permintaan kami tidak dipenuhi maka kami akan lakukan sesuatu," kata Hajj Jawad al Tulaibawi, juru bicara militer Asaib.

Baca Juga: PBNU: Indonesia Siap Jadi Juru Damai Arab Saudi-Iran

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement