Senin 25 Jan 2016 13:36 WIB

Lima Tahun Revolusi, Penindasan di Mesir Semakin Memburuk

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Mesir menggelar demonstrasi dalam rangka perayaan Revolusi Mesir di Kairo pada Ahad (25/1).
Foto: EPA/Mohamed Kamel
Warga Mesir menggelar demonstrasi dalam rangka perayaan Revolusi Mesir di Kairo pada Ahad (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  KAIRO -- Aksi penindasan di Mesir berupa pembunuhan dan penangkapan aktivis semakin memburuk setelah lima tahun perjalanan revolusi negara tersebut. Namun, hanya sedikit yang 'bernafsu' melakukan perlawanan.

Lima tahun lalu, penindasan memicu sekitar dua juta warga Mesir turun ke jalan-jalan ibu kota. Mereka menuntut diakhirinya pemerintahan Husni Mubarak yang otoriter. Tapi kini pemandangan seperti itu tak lagi bisa diharapkan.

Seperti dilansir Middle East Eye, Ahad (24/1), alih-alih merayakan ulang tahun kelima pemberontakan pada 25 Januari, banyak anak muda Mesir justru mengatakan akan tetap tinggal di rumah.

"Kami tak memprotes sekarang karena tak ada gunanya melakukan itu, akan lebih banyak orang mati dan dimasukkan ke dalam penjara," ujar juru bicara gerakan 6 April Amal Sharaf.

Sementara tak ada yang bisa diharapkan dari lancarnya transisi menuju demokrasi. Banyak aktivis mengatakan ada hal-hal lebih berbahaya saat ini daripada di bawah pemerintah Mubarak.

Selama revolusi, aktivis dan pengunjuk rasa mengambil risiko. Selama berpekan-pekan mereka mengalami intimidasi dan kekerasan dari pihak berwenang. Menurut pejabat Kementerian Kesehatan, lebih dari 840 orang tewas dan hampir 6.500 lainnya terluka tapi mereka tetap melangsungkan protes.

Baca juga, Puji Revolusi Mesir 2011, Sisi Malah Tangkapi Aktivis.

Tak sedikit veteran revolusi 25 Januari mengatakan, mereka telah kehilangan semangat revolusioner. Mereka mengaku telah lelah dengan tahun-tahun penuh penindasan dan meningkatnya kebrutalan polisi.

"Selama era Mubarak, yang terburuk bisa terjadi adalah (Anda akan ditangkap) disiksa selama beberapa hari sementara mereka melakukan investigasi keamanan nasional. Sekarang bukan waktunya untuk lebih konfrontatif. Penindasan yang kita lihat sekarang lebih buruk dari apa yang kita lihat sebelumnya," ujar Sharaf.

 

sumber : middleeasteye.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement