Kamis 28 Jan 2016 11:07 WIB

Menengok Kapal Perang Australia di Tepi Laut Jakarta

Pemandangan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dari atas kapal HMAS Darwin.
Foto:
Sersan Stewart Martin menjelaskan tentang pipa bahan bakar kapal. Pengisian bahan bakar dilakukan ketika kapal sedang berjalan.

Ia menuturkan, “Bahan bakar kapal ini diisi selagi kapal berjalan dan jarak antara kapal tanker pengisi bahan bakar dengan kapal kami harus tepat dan kecepatannya harus selaras. Sama seperti pengisian bahan bakar di udara.”

Dari situ, rombongan kecil diarak ke dalam menuju ruang kendali kapal, tempat di mana sistem navigasi dan kemudi berada. Kapal perang ini juga dilengkapi dengan hanggar helikopter beserta helikopter Seahawk yang kala Australia Plus berkunjung, baru saja menjalani pemeriksaan.

Dek utama, semacam lantai dasar pada bangunan HMAS Darwin disebut dek 1, dan tingkat di atasnya dimulai dengan angka 0. Misalnya, ruang kendali kapal yang berada selantai di atas dek utama maka disebut lantai 0-1. Sementara untuk tingkat-tingkat di bawah dek utama disebut dengan lantai 2 hingga 4, dengan lantai terbawah memiliki angka paling besar.

“Karena ini kapal Amerika jadi sistem penamaan lantai (tingkat)-nya seperti itu,” jelas sang pemandu siang itu.

Ia lantas menerangkan misi perang terakhir yang dijalankan HMAS Darwin, yakni Perang Teluk di awal dekade 1990-an.

“Saya tak bisa menjelaskan detil rudal apa saja yang ada di kapal ini, karena saya di sini sebenarnya insinyur laut, tapi seingat saya untuk misi perang, kapal ini terakhir terlibat dalam Perang Teluk,” ungkapnya.

Menurut keterangan di situs resmi Angkatan Laut Australia, HMAS Darwin pernah ditugaskan 5 kali ke Teluk Persia, yakni pada 1990, 1991, 1992, 2002, dan 2004. Kapal perang ini juga pernah bertugas di Timor Leste 1999 dan beroperasi di Kepulauan Solomon pada 2001.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-27/menengok-kapal-perang-australia-di-tepi-laut-jakarta/1540105
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement