Senin 01 Feb 2016 09:48 WIB

Anak-anak Suriah Terancam Dieksploitasi oleh Pakaian Merk Ternama Dunia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita.
Foto: dec.org.uk
Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Dua perusahaan pakaian ternama Inggris telah menemukan anak-anak pengungsi Suriah yang bekerja di pabrik-pabrik pakaian mereka di Turki.

H & M dan Next mengaku mengidentifikasi pekerja anak di pabrik-pabrik pemasok di Turki.  Bersama dengan Cina, Kamboja dan Bangladesh, Turki adalah salah satu produsen terbesar pakaian yang dijual di jalanan Inggris.

Keduanya menyediakan produk pakaian bermerk seperti Topshop, Burberry, Marks & Spencer dan Asos. Adapun Turki menjadi tuan rumah terbesar di dunia bagi pengungsi Suriah dengan menerima lebih dari 2,5 juta orang yang melarikan diri dari konflik sejak 2011.

Sebuah laporan oleh Bisnis dan Sumber Daya Pusat Hak Asasi Manusia (BHRRC), organisasi non-profit yang memantau etika perusahaan, memperingatkan beberapa merk untuk mengambil langkah-langkah memadai guna memastikan pengungsi tidak dieksploitasi dalam dunia kerja.

Ratusan ribu orang dewasa Suriah di Turki bekerja dengan upah rendah jauh di bawah upah minimum 309 poundsterling per bulan. Banyak anak-anak dipekerjakan sebagai tenaga kerja murah di peternakan dan pabrik.

Hal ini melanggar hukum Turki dan internasional yang melarang usia di bawah 12 tahun untuk bekerja. Anak berusia 13 hingga 14 tahun hanya diizinkan untuk pekerjaan ringan. Dalam upaya untuk mengukur skala masalah, bulan lalu BHRRC meminta 28 merk utama untuk memerangi eksploitasi anak dan orang dewasa Suriah.

H & M dan Next adalah satu-satunya yang mengungkapkan telah mengidentifikasi pekerja anak selama 2015. Kedua perusahaan mengatakan telah mengambil tindakan untuk mengembalikan anak-anak ke bangku pendidikan dan mendukung keluarga mereka.

Baca juga, Konflik Suriah Bencana Kemanusiaan Terbesar Usai Perang Dunia II.

Primark dan C & A juga telah mengidentifikasi pekerja pengungsi Suriah dewasa. Adidas, Burberry, Nike, Puma dan lainnya. Demikian pula Arcadia Group yang memiliki Topshop, Dorothy Perkins dan Burton Menswear.

Adapun merk lain seperti M & S, Asos, Debenhams dan Superdy tetap diam ihwal pekerja Suriah. Sebanyak 10 perusahaan, termasuk GAP, New Look dan River Island belum merespon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement