Ahad 28 Feb 2016 16:11 WIB

Skandal Pelecehan Seksual dan Bayi-Bayi Penjaga Perdamaian

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.
Foto:

The Washingtn Post mewawancarai tujuh perempuan dan anak perempuan di wilayah Kastor, dekat markas PBB di Afrika Tengah. Mereka digambarkan pernah melakukan kontak dengan pasukan penjaga perdamaian yang melanggar peraturan PBB terkait ekspolitasi dan pelecehan seksual.

Lima di antara para perempuan itu mengatakan mereka menukar seks untuk makanan dan uang. Tak sedikit dari mereka menukar seks untuk uang itu hanya untuk mendapat empat dolar Amerika Serikat.

Namun bagi warga di negara perang yang kelaparan mereka tak punya pilihan. Mirisnya, hanya dua dari lima orang yang diwawancarai Washington Post yang melaporkan kasus mereka ke PBB.

Lima dari tujuh yang diwawancarai itu mengatakan mereka terpaksa menanggung anak-anak para penjaga perdamaian. Salah satunya seorang ibu berusia 14 tahun, ia mengatakan diserang oleh tentara Burundi. Tapi PBB mencatat kasusnya tersebut sebagai tindakan transaksional seks, karena menukar seks untuk uang atau makanan.

"Kadang-kadang saat saya sendirian dengan bayi ini, saya berpikir untuk membunuhnya. Ia mengingatkan saya kepada orang yang memperkosa saya," ujar remaja tersebut sambil menggendong bayi kecilnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement