Ahad 28 Feb 2016 16:11 WIB

Skandal Pelecehan Seksual dan Bayi-Bayi Penjaga Perdamaian

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.
Foto:

Kesaksian para perempuan dan anak-anak perempuan di Afrika Tengah memang tak bisa diverifikasi secara independen. Tapi cerita mereka konsisten dengan keterangan lain dari pelecehan di Republik Afrika Tengah yang dikumpulkan kelompok independen dan PBB.

Badan khsus PBB yang bertanggung jawab untuk menangani dan menuntut kasus tersebut kini mendapat banyak kritik yang menyebut mereka disfungsional. Sebab dari sekian banyak kasus skandal yang melibatkan pasukan penjaga perdamaian hanya satu yang tuntutan pidana diajukan.

Terkait kasus gadis 14 tahun itu misalnya, juru bicara PBB Ismini Palla mengatakan organisasi telah memantau kasus gadis tersebut. Tapi sembilan bulan setelah gadis itu melaporkan dugaan perkosaan, peneliti belum melaporkan hasil apapun.

Pejabat PBB juga tak mengomentari mengapa mereka menggolongkan itu sebagai kasus eksploitasi bukan penyerangan. Padahal gadis itu mengatakan seorang prajurit Burundi menyeretnya ke barak dan memperkosanya.

Skandal pelecehan seksual merupakan hal mengerikan terbaru dari perang sipil yang melanda negara itu sejak akhir 2013. Sekitar 6.000 orang tewas akibat konflik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement