"Sangat sulit untuk mendatangkannya ke Israel, kami tak ingin bertanggung jawab membahayakannya nanti di Tanah Air (Indonesia)," ujar seorang pejabat Israel.
Menurut Ketua Asosiasi Perdagangan Luar Negeri (FTA) di Kementerian Ekonomi Israel Ohad Cohen, Indonesia telah menjadi patner lama Israel dengan nilai perdagangan keduanya mencapai ratusan juta dolar AS per tahun.
Ia menganggap, Indonesia merupakan negara demokrasi dan anggota WTO. Tidak ada pembatasan bagi perusahaan Indonesia untuk melakukan bisnis dengan Israel. "Mereka (pebisnis) tahu apa yang dibutuhkan pasar, dan mereka tahu kita bisa memenuhi permintaan mereka. Jadi, mereka bangga berhubungan bisnis dengan kami."
Artikel ini ditulis sebelum Indonesia menyatakan memboikot produk-produk dari Israel sesuai dengan kesepakatan OKI. Kendati jubir presiden mengaku yang diboikot bukan produk, melainkan kebijakan.
Lantas benarkah Indonesia memiliki hubungan bisnis romantis dengan Israel? Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Rofiq Natahadibrata menuturkan, sejauh ini tidak ada produk, baik makanan maupun alat berat, yang langsung didatangkan Ginsi dari Israel.