Jumat 15 Apr 2016 15:42 WIB

Rusia Desak Penutupan Perbatasan Turki-Suriah untuk Cegah Ekstremis

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Ambulans meninggalkan pos militer Dag yang diserang ISIS di perbatasan Turki-Suriah.
Foto: reuters
Ambulans meninggalkan pos militer Dag yang diserang ISIS di perbatasan Turki-Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK -- Rusia, Kamis (14/4) meminta perbatasan Turki-Suriah ditutup untuk mencegah kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan ekstremis lainnya seperti front al-Nusra menerima anggota asing maupun senjata senjata. Tak hanya itu penutupan ini juga penting untuk menghentikan ekspor minyak dan artefak hingga barang-barang lainnya oleh pemberontak ke luar Suriah.

Duta Besar Rusia untuk perserikatan bangsa-bangsa (PBB) Vitaly Churkin mengatakan, pertemuan anggota Dewan Keamanan PBB mengenai melawan terorisme harus berpikir bagaimana memberlakukan embargo perdagangan dan ekonomi secara menyeluruh terhadap ISIS.

Churkin dalam sebuah surat kepada dewan PBB baru-baru ini menuding Turki sebagai pemasok utama senjata dan amunisi untuk anggota ISIS. Selain itu, bahan peledak dan kimia yang senilai 1,9 juta dolar AS diselundupkan melintasi perbatasan Turki untuk kelompok-kelompok ekstremis.

Churkin menuduh Turki  lamban dan akhirnya memungkinkan anggota pejuang dan senjata menyeberang ke Suriah. Selain itu, mereka membiarkan sebagian besar minyak ISIS untuk diekspor bersama dengan artefak budaya.

Churkin juga meminta pemerintah Turki mengundang pengamat internasional di perbatasannya dengan Suriah dan pelabuhan Ceyhan. "Jika Turki merasa melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk membatasi arus pasokan ke teroris, ini bisa dikuatkan oleh pemantau independen," katanya.

Pejabat misi Turki untuk PBB membantah tuduhan itu dan menyebutnya tidak berdasar.

Baca juga, Rusia-Turki Kembali Memanas, Ahmed Davutoglu: Moskow tak Bisa Tutupi Aksinya.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement