Sabtu 16 Apr 2016 16:13 WIB

Sejumlah Tokoh Masuk Bursa Calon Sekjen PBB

Red: Ilham
Sidang PBB
Foto:

Selama 70 tahun, Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan tertutup untuk memilih delapan pria menjadi sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka dikukuhkan oleh Majelis Umum badan dunia itu, yang beranggotakan 193 negara.

Sekjen PBB kesembilan akan dipilih melalui mekanisme yang sama kendati untuk pertama kalinya, nama para kandidat diumumkan secara terbuka. Pada akhirnya, kandidat Sekjen PBB harus disetujui oleh lima anggota Dewan Keamanan yang memiliki hak veto, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan Cina.

Tidak ada kewajiban bagi negara-negara itu untuk memperhatikan kandidat yang populer di kalangan Majelis Umum.

Sementara itu, perusahaan taruhan Inggris, William Hill, menempatkan Helen Clark sebagai kandidat paling kuat untuk menduduki jabatan sebagai Sekjen PBB. Posisi Clark diikuti oleh Jeremic, Bokova, Guterres dan Turk.

Mantan Menteri Luar Negeri Makedonia Srgjan Kerim menduduki posisi berikutnya, diikuti oleh mantan Menteri Luar Negeri Moldova Natalia Gherman, mantan Menteri Luar Negeri Kroasia Vesna Pusic dan Menteri Luar Negeri Montenegro Igor Luksic. Empat dari sembilan kandidat adalah perempuan.

Sebanyak 56 negara anggota PBB dan kelompok-kelompok masyarakat madani mendorong agar untuk pertama kalinya, jabatan Sekjen PBB dipegang oleh perempuan. Menteri Luar Negeri Argentina Susana Malcorra, yang telah menjabat sebagai Kepala Kabinet Ban Ki-moon, juga diperkirakan akan dicalonkan.

Calon-calon yang kemungkinan akan diajukan adalah Menteri Luar Negeri Kolombia Maria Angela Holguin, mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, dan Menteri Luar Negeri Slovakia Miroslav Lajcak.

Berdasarkan tradisi tak resmi soal rotasi antarkawasan, enam dari calon-calon kali ini berasal dari Eropa Timur.

Moskow mendukung rotasi kawasan. Namun ketika ditanya apakah Rusia akan menggunakan hak veto untuk menolak kandidat yang bukan dari Eropa Timur, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin menjawab. "Tidak, kami tidak akan melakukan hal itu (mengeluarkan veto)... Ada orang-orang yang terhormat, memiliki kemampuan, jadi kami harus obyektif."

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement