Rabu 01 Jun 2016 15:02 WIB

Desainer Australia Peter Gould Padukan Islam dengan Teknologi Digital

Peter Gould mencoba konsep membaca Alquran dengan menggunakan Google Glass
Foto:
Peter Gould menerima penghargaan Islamic Arts pada Global Islamic Economic Summit tahun 2015 dari Perdana Menteri UAE.

Apa yang menarik dalam memadukan teknologi virtual dan digital dengan Islam?

Semua hal terkait teknologi virtual dan digital menarik bagi saya! Saya ini penggemar berat realitas virtual (VR). Bahkan, proyek sarjana saya di UTS tahun 2003 terkait dengan VR yang saat itu tampak aneh (masih sih sampai sekarang).

Kini saya memiliki kesempatan mengembangkan minat saya ini, wajar saja jika saya kemudian menjajaki kemungkinan persentuhannya dengan tradisi dan gaya hidup Islami. Salah satu proyek yang sangat menarik adalah Islam Imagined. Saya membayangkannya sebagai platform untuk mendorong orang Islam yang kreatif untuk optimistis mengenai dampak positif teknologi baru bagi kehidupan mereka sehari-hari, serta bagi dunia yang lebih baik. Misalnya, satu satu topik yang ingin saya fokuskan adalah bagaimana bisa membangun masjid yang lebih canggih, khususnya dengan desain yang mempertahankan lingkungan. Peluangnya terbuka luas.

Bisa jelaskan kolaborasi Anda dengan Google Glass?

Kolaborasi dengan Google Glass menunjukkan bagaimana teknologi canggih seperti itu bisa meningkatkan pengalaman seorang Muslim dan menjalankan agamanya. Konsep yang saya kembangkan adalah menampilkan Alquran di lensa (kacamata itu) sehingga bisa membantu pemakainya membaca ayat-ayat Alquran dalam shalatnya.

Studio Anda berada di Sydney, Kuala Lumpur & Dubai. Bagaimana kota-kota ini menginspirasi Anda?

Saya sangat suka Sydney, dan beryukur sekali bisa tinggal di sini. Sayangnya sangat jauh dari pusat-pusat kegiatan yang terkait dengan pekerjaan saya. Kuala Lumpur merupakan salah satu pusat di samping Dubai.

Orang Kuala Lumpur dan Dubai memiliki kreativitas yang bersumber dari warisan budaya mereka serta budaya kontemporer mereka. Saya selalu terinspirasi dengan perspektif unik mereka.

Saya suka makanan pinggir jalan di Kuala Lumpur. Jika saja saya membawa budaya cafe dan kopi Sydney ke Kuala Lumpur, dipadukan dengan suasana komersial di Dubai, maka hal itu akan sangat ideal bagi saya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/sosok/padukan-islam-dan-teknologi-digital/7466146
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement