Selasa 07 Jun 2016 13:25 WIB

Cerita Keluarga Pengungsi Suriah Jalani Ramadhan di Kanada

Muslim di Kanada (ilustrasi)
Foto: capilanocourier.com
Muslim di Kanada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAINT JOHN -- Sepasang pengungsi Suriah mengaku perasaannya campur aduk pada awal Ramadhan ini. Pasalnya, ini kali pertama mereka menjalani ibadah puasa di Kanada.

Reham Abazid (28) dan Mohammad Al Najjar (32), mengungkapkan antusiasme karena bisa merayakan bulan suci Ramadhan di Kanada, tempat yang aman dari perang. Namun, kesedihan tidak bisa ditutupi lantaran mereka harus menjalani Ramadhan tanpa keluarga besar.

"Ini perbedaan besar antara Ramadhan di Kanada dan Ramadhan di Suriah," kata Abazid, seperti dilansir Canadian Broadcasting Corporation (CBC), Selasa (7/6).

Terbenamnya matahari di Kanada memang lebih terlambat beberapa jam, dari Suriah yang waktu berpuasanya hanya 16 jam. Itu berarti, Abazid yang baru pindah ke Saint John empat bulan lalu bersama suami dan dua anak mereka, akan berpuasa sekitar 18,5 jam.

Untuk hari pertama Ramadhan yang biasanya meriah, Abazid menyiapkan salad yang disebut fatoush, nasi dan ayam bernama maqlobba, sup serta teh. Sayangnya, banyak masakan tradisional yang biasanya ada dan kali ini tidak bisa dihidangkan karena bahan-bahannya tidak ditemukan di Saint John.

Erk-sous, misalnya, yang merupakan minuman tradisional yang sangat populer di tengah keluarga mereka, terpaksa tidak bisa disajikan. Hal itu dikarenakan bahan-bahan dasar dari erk-sous yang merupakan akar licorice, sangat sulit dan mungkin tidak dapat ditemukan di Kanada.

Baca juga, Plang Ramadhan Diberkati Tertulis di Depan Gereja Amerika.

Meski begitu, ungkapan syukur tetap dihaturkan karena tetap bisa menjalani ibadah puasa dengan aman, tanpa rasa khawatir dengan perang yang kerap terjadi di Suriah. Bahkan, sang suami,  Al Najjar, mengaku untuk berada di Kanada saja keluarga mereka sudah sangat bersyukur. "Kebahagiaan dan keselamatan anak-anak kami, membuat hidup dan Ramadhan kami begitu menakjubkan di sini, di Saint John," ujar Al Najjar.

Abazid, Al Najjar dan dua anak mereka sebenarnya tidak benar-benar sendiri menjalani bulan suci Ramadhan di Kanada. Walau tanpa keluarga besar, Abazid memiliki kakak perempuan di Saint John, yang diakui akan selalu bersama keluarga mereka saat waktu berbuka puasa tiba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement