Sementara itu, setidaknya 283 tentara pengawal presiden Turki atau semacam Paspampres di Indonesia, ikut ditahan pada Jumat (23/7). Penahanan itu dilaukan karena mereka diduga punya hubungan dengan Organisasi Teroris Fetullah (Feto), menurut sumber-sumber keamanan.

Berbicara dengan tidak mau disebutkan identitasnya karena pembatasan berbicara dengan media, pejabat itu mengatakan, sebanyak 283 tentara bekerja di Kompleks Kepresidenan di Ankara. Para militer yang menjadi tersangka dibawa ke Istana Kehakiman di Ankara, setelah penyelidikan oleh polisi selesai dilakukan.

Pemerintah Turki telah berulang kali mengatakan upaya kudeta mematikan pada 15 Juli, dengan martir 246 orang dan melukai lebih dari 2.100 orang, diinisiasi oleh pengikut imam yang kini tinggal di AS, Fetullah Gulen.

Gulen juga dituduh telah lama berkampanye untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi, dengan memasukkan banyak kadernya di berbagai lembaga Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan. Presiden Erdogan menuding, Gulen ingin membentuk apa yang dikenal sebagai "negara paralel".

Ikuti Whatsapp Channel Republika